Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta para menteri tetap fokus bekerja saat tahun politik 2018-2019 dan tidak perlu ikut kampanye pemilu.
"Saya sampaikan ke menteri, semua fokus saja kepada pekerjaan karena pemerintah bekerja untuk rakyat bukan siapa-siapa, nggak usah kampanye-kampanye, yang kampanye bagiannya Projo," kata Presiden Jokowi ketika membuka Rapat Kerja Nasional III Organisasi Kemasyarakatan Pendukung militan Jokowi, Projo di Kelapa Gading Jakarta Utara, Senin malam.
Jokowi menyebutkan sikap militan penting karena jika ada masalah maka organisasi itu justru mendekat, bukan menjauh.
Presiden Jokowi menyebutkan pada September 2018, sudah ada penetapan calon Presiden dan Calon Presiden RI periode 2019-2024.
"Saya ingatkan September tahun depan sudah ada penetapan capres dan cawapres, artinya tahun depan masuk tahun politik, sahut menyahutnya lebih kenceng, tetapi saya sampaikan ke menteri semua fokus saja kepada pekerjaan," kata Jokowi.
Ia menyebutkan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pemerintah hingga beberapa tahun ke depan.
"Saya ngurusi kerja saja, masih banyak yang harus kita kerjakan terutama fokus kita di infrastruktur," kata Jokowi dalam acara yang juga dihadiri Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi.
Jokowi mencontohkan pembangunan jalan tol trans Sumatera dari Lampung kepulauan Aceh yang harus diselesaikan baik dari arah Lampung ke Utara maupun sebaliknya dari Aceh ke selatan.
Juga pembangunan jalur kereta api di Sulawesi. "Meskipun belum panjang tetapi proses jalan terus karena kita sadar negara kita negara besar, demikian juga dengan pelabuhan laut maupun udara," katanya.
Ia menyesalkan di medsos masih banyak yang tidak percaya bahwa pembangunan infrastruktur terus dilakukan pemerintah.
"Di medsos masih ada yang belum percaya, mereka bilang paling-paling cuma groundbreaking," katanya.
Ia juga menyebutkan pemerintah juga membangun kawasan perbatasan sebagai beranda Indonesia.
"Negara ini membutuhkan infrastruktur, jangan mimpi bisa bersaing dengan negara lain jika tidak ada infrastruktur," katanya.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga menyinggung negosiasi Pemerintah Indonesia dengan Freeport. Dalam negosiasi kita memang ngotot, kalau tidak dapatnya cuma sembilan persen, negosiasi sudah 2,5 tahun yang lalu," katanya. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO