Suara.com - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus kembali memeriksa Direktur Penyidikan KPK Brigadir Jenderal Aris Budiman, Selasa (5/9/2017) malam.
"Dia sendiri yang berkeinginan untuk menambahkan keterangan. Jadi, ya kami penuhi," kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamerta di Polda Metro Jaya, Selasa malam.
Menurut Adi, ada 10 pertanyaan yang diberikan penyidik kepada Aris. Pemeriksaan yang dilakukan selama dua jam itu atas kemauan Aris sendiri, untuk memberikan keterangan terkait kasus pencemaran nama baik yang dituduhkan kepada Novel Baswedan.
"Dia (Aris) mengulas tulisan-tulisan yang menyangkut (dugaan) penistaannya itu. Tulisan-tulisan yang diterimanya melalui email (pos elektronik; pos-el)," kata Adi.
Aris, kata Adi, juga “curhat” soal tuduhan dirinya ikut menerima uang suap sebesar Rp2 miliar dari Komisi III DPR RI.
"Kemudian ya, menyangkut juga tuduhan atas pertemuan dirinya dengan pihak DPR, itu tidak benar. Tuduhan dia menerima uang, itu juga tidak benar. Itu menurut pengakuan dia," terangnya.
Namun, Adi tak menjelaskan secara rinci siapa pihak yang menuduh Aris menerima uang suap tersebut. Dia hanya mengatakan Aris sendiri yang menceritakan tuduhan ada 7 penyidik KPK termasuk dirinya yang menerima uang dari anggota DPR untuk mengamankan kasus korupsi di KPK
"Mungkin dia juga mengembangkan penjelasannya terkait dengan tuduhan yang berkaitan tujuh orang penyidik yang menerima uang Rp2 miliar," jelasnya.
Adi menambahkan, pemeriksaan itu tak berlangsung lama, karena Aris memiliki agenda untuk menjadi narasumber di salah satu acara televisi swasta. Pemeriksaan, kata dia, akan kembali dilanjutkan setelah Aris memiliki waktu luang.
Baca Juga: Al Qaeda Provokasi Muslim Indonesia Serbu Myanmar
"Dalam pemeriksaan, tiba-tiba dia di telepon ILC (Indonesia Lawyer Club), akhirnya dia kasih statement di ILC, kemudian (pemeriksaan) kami hentikan aja. Saya bilang, abang pokoknya saat kondisinya nyaman, baru kami ambil keterangan lagi," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD