Istri almarhum pejuang HAM Said Munir Thalib, Suciwati tak lagi penuh harap pada pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk dapat mengungkap kasus pembunuhan suaminya. Sebab, kurang lebih satu tahun pemerintah menerima hasil Tim Pencari Fakta kasus itu, tapi tak ada tindak lanjut yang konkrit.
"Kalau melihat satu tahun ini, mereka terkesan membiarkan kasus ini sejak mereka terima hasil TPF itu, tidak ada aksi apapun. Saya tentu saja pesimis," kata Suciwati di Kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2017).
Namun demikian, kata dia, sebagai orang yang cinta akan tanah airnya, ia tidak akan pernah bosan untuk selalu mengingatkan pemerintah bahwa kasus pembunuhan Munir belum tuntas hingga hari ini.
Kata dia, apabila pemerintah tidak menyelesaikan kasus-kasus ham di periode pemerintahannya, maka tak menutup kemungkinan bahwa dia akan dicatat oleh sejarah sebagai orang yang memiliki hutang janji. Hal ini akan menjadi preseden buruk bagi Jokowi sendiri.
"Inilah cara kita mendorong supaya pemerintah tidak ada hutang sejarah terhadap pengungkapan kasus HAM salahsatunya kasus Munir. Karena itu akan terbawa selamanya bahwa negara ini tidak mau menyelesaikan hal itu," ujar Suci.
Ia juga mengingatkan, dalam Nawa Cita yang menjadi visi-misi Jokowi sebagai Presiden, HAM merupakan salahsatu janji yang harus dilunasi.
"Dalam rekam jejak pemerintahan tiga tahun terkahir ini, kita kan bisa melihat apakah dia niat baik atau tidak," tutur Suci.
Termasuk simposium 65 yang dulu pernah digelar. Kata dia, itu hanya sekedar seremonial semata. Bukan langkah menyelesaikan kasus HAM masa lalu.
Baca Juga: Barcelona Lepas Munir El Haddadi ke Alves
"Bagi saya ya, yang real itu adalah Pengadilan HAM ad hoc. Itu bagian dari real pemerintah punya niat baik untuk menyelesaikan kasus HAM ini," ujat Suci.
Dalam kasus Munir ini, pemerintah pernah mengundang dua puluh dua pakar hukum dan HAM pada bulan September 2016. Dimana saat itu Presiden Jokowi mengatakan bahwa kasus ini harus dituntaskan. Tapi belum juga ada realisasinya.
Kemudian pada bulan Oktober 2016 pemerintah juga memerintahkan pada Jaksa Agung untuk tuntaskan kasus lematia Munir. Tapi belum juga ada realisasinyanyi.
Satu tahun ini belum ada apapun dalam tindakan Jokowi untuk menyelesaikan kasus hak asasi manusia. Bahkan untuk mendatangi aksi Kamisan saja yang ada di depan Istana, Jokowi tak sekalipun mau mampir menemui mereka.
"Bahkan dia juga seringkali lewat untuk melewati kami yang terus mengingatkan kepada negara, kepada Presiden bahwa ada hal yang harus diselesaikan di republik ini," ujar Suci.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pemerintah Kaji Program Work from Mal, APBI Sebut Sejalan dengan Tren Kerja Fleksibel
-
KSAD Bongkar Ada Upaya Sabotase, Lepas Baut Jembatan Bailey di Wilayah Bencana
-
Lebih Rendah dari Bekasi dan Karawang, Buruh Desak Pramono Anung Revisi UMP Jakarta
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Said Iqbal Protes Polisi Blokade Aksi Buruh ke Istana, Singgung Cara Militeristik
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal
-
Rakernas PDIP Januari 2026, Hasto: Lingkungan dan Moratorium Hutan Akan Dibahas
-
Kasus Izin Tambang Nikel Konawe Utara Dihentikan, Ini Penjelasan KPK
-
John Kenedy Apresiasi Normalisasi Sungai di Wilayah Bencana, Pemulihan Bisa Lebih Cepat
-
Presiden Buruh: Tidak Masuk Akal Jika Biaya Hidup di Jakarta Lebih Rendah dari Kabupaten Bekasi