Anggota Komisi XI Johnny G. Plate [Fraksi Nasdem]
        Partai Nasional Demokrat mengusulkan pentingnya penguatan mekanisme pengawasan pelaksanaan tugas dan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi, baik internal maupun eksternal, untuk mencegah praktik-praktik yang bertentangan dengan pemberantasan korupsi.
 
"Setiap kekuasaan dan kewenangan sejatinya harus terbuka terhadap pengawasan. Sebab, pengawasan adalah faktor penting terjaminnya akuntabilitas," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasional Demokrat Johnny Plate di kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2017).
 
Penguatan pengawasan penting dilakukan agar pelaksanaan tugas KPK benar-benar cermat sehingga tidak ada pelaku kejahatan korupsi yang lolos dari jerat hukum.
 
Johnny berharap jangan ada lagi orang yang ditetapkan menjadi tersangka, tetapi kemudian dibiarkan selama bertahun-tahun tanpa proses hukum selanjutnya. Selain itu, juga jangan banyak perkara yang mangkrak di KPK.
 
"KPK juga tidak boleh menjadi lembaga politik yang menjalankan praktek-praktek politik dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. KPK harus tetap menjadi lembaga penegak hukum yang bebas dari pengaruh kekuatan politik manapun," tutur Johnny.
 
Menurut Johnny KPK harus melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap perkara-perkara yang sudah masuk, selanjutnya memberikan kepastian hukum. Apabila telah cukup bukti, kata dia, harus segera dilimpahkan ke pengadilan tindak pidana korupsi. Sedangkan perkara yang ternyata tidak cukup bukti, kata dia, harus dihentikan.
 
Johnny mengaku dapat memahami kendala KPK, antara lain ketiadaan kewenangan untuk melakukan penghentian perkara terhadap perkara-perkara yang telah disidik, namun tidak cukup bukti.
 
"Karena itu perlu dipertimbangkan agar KPK diberikan kewenangan menghentikan perkara dengan surat perintah penghentian penyidikan agar demi kepastian hukum KPK juga dapat mengevaluasi perkara-perkara yang telah disidik namun tidak cukup bukti secara hukum," ujar Johnny.
 
Dia juga meminta KPK menjalankan tugas dengan tetap berpegang teguh pada prinsip hukum.
 
"Hak seseorang untuk didampingi penasehat hukum selama proses pemeriksaan, hak untuk diperlakukan adil tanpa diskriminatif di depan hukum hingga akuntabilitas terhadap penyitaan, penggeledahan dan penyimpanan, penyerahan, pengembalian atau pemusnahan barang bukti dan sebagainya harus dijamin pemenuhannya," tutur Johnny.
 
KPK diharapkan bersinergi dengan kejaksaan dan Polri.
 
"KPK juga harus mengoptimalkan tugas pencegahan korupsi tugas melakukan pencegahan juga menjadi kewenangan yang penting selain kewenangan penindakan sehingga harapan agar terdapat perubahan mentalitas dari budaya korup menjadi budaya anti korupsi dapat terwujud," kata Johnny.
        
                 
                           
      
        
        "Setiap kekuasaan dan kewenangan sejatinya harus terbuka terhadap pengawasan. Sebab, pengawasan adalah faktor penting terjaminnya akuntabilitas," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasional Demokrat Johnny Plate di kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2017).
Penguatan pengawasan penting dilakukan agar pelaksanaan tugas KPK benar-benar cermat sehingga tidak ada pelaku kejahatan korupsi yang lolos dari jerat hukum.
Johnny berharap jangan ada lagi orang yang ditetapkan menjadi tersangka, tetapi kemudian dibiarkan selama bertahun-tahun tanpa proses hukum selanjutnya. Selain itu, juga jangan banyak perkara yang mangkrak di KPK.
"KPK juga tidak boleh menjadi lembaga politik yang menjalankan praktek-praktek politik dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. KPK harus tetap menjadi lembaga penegak hukum yang bebas dari pengaruh kekuatan politik manapun," tutur Johnny.
Menurut Johnny KPK harus melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap perkara-perkara yang sudah masuk, selanjutnya memberikan kepastian hukum. Apabila telah cukup bukti, kata dia, harus segera dilimpahkan ke pengadilan tindak pidana korupsi. Sedangkan perkara yang ternyata tidak cukup bukti, kata dia, harus dihentikan.
Johnny mengaku dapat memahami kendala KPK, antara lain ketiadaan kewenangan untuk melakukan penghentian perkara terhadap perkara-perkara yang telah disidik, namun tidak cukup bukti.
"Karena itu perlu dipertimbangkan agar KPK diberikan kewenangan menghentikan perkara dengan surat perintah penghentian penyidikan agar demi kepastian hukum KPK juga dapat mengevaluasi perkara-perkara yang telah disidik namun tidak cukup bukti secara hukum," ujar Johnny.
Dia juga meminta KPK menjalankan tugas dengan tetap berpegang teguh pada prinsip hukum.
"Hak seseorang untuk didampingi penasehat hukum selama proses pemeriksaan, hak untuk diperlakukan adil tanpa diskriminatif di depan hukum hingga akuntabilitas terhadap penyitaan, penggeledahan dan penyimpanan, penyerahan, pengembalian atau pemusnahan barang bukti dan sebagainya harus dijamin pemenuhannya," tutur Johnny.
KPK diharapkan bersinergi dengan kejaksaan dan Polri.
"KPK juga harus mengoptimalkan tugas pencegahan korupsi tugas melakukan pencegahan juga menjadi kewenangan yang penting selain kewenangan penindakan sehingga harapan agar terdapat perubahan mentalitas dari budaya korup menjadi budaya anti korupsi dapat terwujud," kata Johnny.
Tag
Komentar
        Berita Terkait
- 
            
              Kena OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Masih Jalani Pemeriksaan di Gedung KPK
 - 
            
              Geger Gubernur Riau Kena OTT KPK, Puan Maharani Beri Peringatan Keras: Semua Mawas Diri
 - 
            
              UAS Turun Gunung Luruskan Berita OTT Gubernur Riau: Itu yang Betul
 - 
            
              Yakin Kader Tak Terlibat? Ini Dalih PKB Belum Ambil Sikap usai KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              7 Fakta Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK, Harta Cuma Rp4,8 Miliar
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
 - 
            
              Usulan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto Dianggap Mengerikan, Mengapa?
 - 
            
              Prabowo Setuju Rp5 Triliun untuk KAI Tambah Gerbong KRL Baru: untuk Rakyat Banyak Saya Tidak Ragu!
 - 
            
              Hadapi Musim Hujan, Pramono Pastikan Banjir Jakarta Bisa Surut Kurang dari 24 Jam
 - 
            
              Detik-detik Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Sleman: Tiga Orang Tewas
 - 
            
              Soal Polemik Whoosh, Puan: Jangan Terjadi Kerugian Negara Berlarut-larut
 - 
            
              Kena OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Masih Jalani Pemeriksaan di Gedung KPK
 - 
            
              Penguasa Orba Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan, Puan Maharani Ungkit Rekam Jejak Soeharto, Mengapa?
 - 
            
              Projo Siap Hapus Logo Jokowi, Gibran Santai: Itu Keputusan Tepat
 - 
            
              Geger Gubernur Riau Kena OTT KPK, Puan Maharani Beri Peringatan Keras: Semua Mawas Diri