Suara.com - Pengamat Farmasi Anthony Charles Sunarjo mengungkapkan alasan tetap beredarnya obat yang dinyatakan terlarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di masyarakat. Kata dia, salah satu alasannya adalah karena omzet dari obat tersebut sangat besar.
"Orang yang melihat ini bisa sebagai peluang yang luar biasa. Karena obat-obat lama yang sudah ditarik (dilarang) itu, omzetnya luar biasa," kata Anthony di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).
Ketua Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia 1996-2011 tersebut mengatakan, obat-obatan yang dinyatakan terlarang akan ditarik perusahaannya. Itu dilakukan dengan memerintahkan distributor secara berjenjang dari bawah (kecil) ke atas (distributor besar).
"Kemudian dikumpulkan, lalu dimusnahkan dengan disaksikan oleh BPOM, apakah itu BPOM pada tingkat nasional atau propinsi," katanya.
Namun, terkait kejadian yang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, Antjony mengaku heran. Sebab, peredaran obat jenis Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC) sudah lama dilarang BPOM.
"Jadi, kalau melihat fenomena yang sekarang, memang agak sedikit mengherankan, sesudah tiga tahun tanpa terjadi apa-apa, tanpa berita apa-apa baru muncul sekarang," lanjut Anthony.
Oleh karena itu, dia meminta kepada pihak yang berwajib agar memastikan sumber obat-obat yang beredar tersebut. Sebab, bisa saja obat tersebut berasal dari stok lama dan masih tersimpan pascadilarang oleh BPOM.
"Apakah itu masih sisa dari stok yang tidak tertarik oleh pabrik. Kedua, apakah ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan barangkali kekosongan-kekosongan yang ada," kata Anthony.
Parahnya, menurut Anthony adalah masih banyak masyarakat yang mencari-cari obat yang lama. Pasalnya, tidak semua dokter di Indonesia tahu kalau ada obat-obat yang sudah dilarang oleh BPOM. Sebab, yang paling tahu soal obat adalah apoteker.
Baca Juga: Tora Sudiro Konsumsi Obat Terlarang, Keluarga Sudah Tahu?
"Biasanya apoteker tahu. Yang pertama paling tahu adalah apotekernya. Kalau ada pemberitahuan dari BPOM itu biasanya yang tahu lebih dulu adalah apoteker, teman sejawatlah, baru yang lain," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO