Suara.com - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak pernah berdiam diri terhadap persoalan-persoalan umat Muslim di berbagai negara.
"Kita juga tidak pernah berdiam diri terhadap persoalan-persoalan yang terjadi umat Muslim yang terjadi di negara-negara Muslim, karena kita memegang teguh amanat konstitusi bahwa kita wajib memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," katanya di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/9/2017).
"Karena memang faktanya sampai saat ini Palestina juga memang belum merdeka, Suriah, Irak, Yaman, Libya, masih dihantui perang dan konflik serta Afghanistan yang belum sepenuhnya pulih. Kita berkewajiban berkontribusi, ikut memberikan solusi mewujudkan perdamaian dunia, memberikan solusi untuk kepentingan umat Islam di dunia," Presiden menambahkan.
Presiden mencontohkan pada 2016 Indonesia membuka kedutaan besar kehormatan di Ramallah, Palestina, dan atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menggelar konferensi tingkat tinggi luar biasa mengenai Palestina Al-Quds Al-Sharif di Jakarta 2016.
"Ini orang banyak yang lupa, ini kegiatan-kegiatan kita sesama negara penduduk Muslim," katanya.
Di Afghanistan, ia menjelaskan Indonesia juga telah membangun Islamic Center untuk mendukung pendidikan anak-anak di negeri itu.
"Kita juga membangun masjid Indonesia di Kabul 2016. Sebentar lagi kita mengajak ulama-ulama Afghanistan ke Indonesia untuk saling belajar, saling sharing untuk membangun Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam)," kata dia.
"Bulan Desember juga, Ibu Negara Rula Ghani, istri Presiden Afghanistan akan berkunjung ke Indonesia. InsyaAllah untuk membahas program perempuan dan anak," Presiden menambahkan.
Mengenai persoalan etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar, Presiden menegaskan bahwa kekerasan terhadap mereka harus segera dihentikan.
"Saya mengutus menteri luar negeri datang tidak sekali dua kali bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan militer Myanmar agar kekerasan bisa dihentikan," katanya.
Pada Januari-Februari 2017, Indonesia sudah mengirim obat-obatan dan 10 kontainer makanan untuk membantu para pengungsi Rohingya.
Minggu lalu, pemerintah Indonesia kembali mengirim empat pesawat Hercules yang membawa obat-obatan selimut, makanan dan lain-lain untuk warga muslim Rohingya dari Rakhine State yang mengungsi di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
"Minggu ini juga akan kita kirim lagi, entah dengan pesawat entah kontainer, untuk saudara kita di perbatasan Myanmar dan Bangladesh," tambah Presiden. [Antara]
Tag
Berita Terkait
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Sebut Geng Solo Virus di Kabinet, Soenarko : Keluarkan Menteri Diduga Korupsi dan Orang Jokowi
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Heboh Akun Instagram Tunjukkan Gaya Flexing Pejabat dan Keluarganya, Asal-Usulnya Dipertanyakan
-
Perubahan Dagu Iriana Jokowi Dulu dan Sekarang Disorot: Tajam ke Bawah Kayak Hukum Indonesia
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO