Suara.com - Komandan tertinggi militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing mendesak rakyatnya untuk bersatu menghadapi isu 'Rohingya.
Militer dan pemerintah Myanmar sejak tiga pekan terakhir tengah disorot komunitas internasional karena diduga melakukan persekusi terhadap Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
Namun, Jenderal Hlaing mengklaim militer tak memunyai agenda "pembersihan etnis" Rohingya. Ia juga mengungkapkan, tak orang-orang Bengali yang mengklaim sebagai Rohingya tak memunyai akar dalam sejarah Myanmar.
"Apa yang terjadi di Rakhine adalah, kami tengah melindungi warga negara dari serangan teroris ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army) yang menyerang pos-pos polisi pada 25 Agustus lalu," tegas Jenderal Hlaing, seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (17/9/2017).
Ia mengatakan, orang-orang Bengali itu minta diidentifikasi sebagai Rohingya, yang sebenarnya tak pernah diidentifikasi sebagai etnis nasional Myanmar.
"Isu mengenai Bengali ini menyebabkan guncangan di tingkat nasional, dan kami memerlukan rakyat bersatu untuk menstabilisasi kebenaran," tukasnya.
Untuk diketahui, sejak insureksi ARSA tiga pekan lalu, militer Myanmar menerapkan daerah operasi militer di Rakhine.
Operasi itu menyebabkan 400.000 komunitas Rohingya melarikan diri ke wilayah perbatasan Myanmar-Bangladesh. Mereka mengklaim menjadi sasaran pembantaian militer Myanmar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan