Suara.com - Pimpinan DPR berencana menggelar rapat pimpinan guna menindaklanjuti surat dari Panitia Khusus Hak Angket KPK. Pihak Pansus meminta rapat konsultasi dengan Presiden Joko Widodo.
Permintaan itu ditujukan agar orang nomor satu di Indonesia tersebut bisa mendengar langsung berbagai hasil temuan Pansus terkait Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya baru baca (suratnya). Besok pagi kami rapim-kan. Intinya panitia angket menginginkan agar problem di dalam angket itu harus didengar langsung presiden jangan sampai orang lain mendengar," kata Wakil Ketua DPR Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Dalam surat itu, Fahri membeberkan, pihak Pansus meminta pertemuan dengan Jokowi sebelum rapat paripurna pada 28 September nanti.
"Kalau bisa pimpinan dewan akan membawa seluruh pimpinan pansus angket untuk menceritakan apa yang terjadi supaya presiden benar-benar tahu apa yang terjadi (pada KPK)," kata politikus yang dipecat PKS ini.
Fahri juga menegaskan, Jokowi selaku kepala negara, harus bertanggung jawab atas sistem pemberantasan korupsi yang ada di Tanah Air.
"Bagian dari temuan itu akan berefek pada kelembagaan. Karena penanggung jawab pemberantasan korupsi itu presiden," ujarnya.
Untuk diketahui, Pansus Hak Angket KPK akan melaporkan hasil kerja dan temuan mereka kepada Presiden Joko Widodo.
Laporan tersebut akan disampaikan ketika DPR melakukan rapat konsultasi dengan Jokowi dalam waktu dekat.
Hasil kerja dan temuan Pansus Hak Angket KPK ini dimasukan ke dalam lima koper. Koper-koper ini yang nantinya akan diberikan kepada presiden.
"Hasil temuan ini akan kami sampaikan kepada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan," kata Wakil Ketua Pansus Angket Hak KPK Masinton Pasaribu di DPR, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Baca Juga: Di KPK, Ajudan Novanto Diminta Mengenali Tujuh Foto
Berita Terkait
-
Warning dari Senayan Buat Erick Thohir: Boleh Rangkap Jabatan, Tapi....
-
KPK Kejar Jejak Uang Korupsi Haji, Giliran Bendahara Asosiasi Travel Diperiksa
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
KPK Panggil Nursatyo Argo sebagai Saksi, Korupsi LNG Temui Titik Terang?
-
Dicecar Hampir 12 Jam di KPK, Hilman Latief Terseret Pusaran Korupsi Kuota Haji
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Profil Dony Oskaria, Plt Menteri BUMN Pilihan Prabowo yang Hartanya Tembus Rp 29 Miliar
-
Polisi Bongkar Modus Lempar Bola Komplotan Copet di Halte TransJakarta, Begini Praktiknya!
-
Sudah Komitmen, Mensesneg Sebut Mahfud MD Bakal Diajak Gabung ke Tim Reformasi Kepolisian
-
BREAKING NEWS! Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir
-
Jalur Tol Gratis dari Gerbang Tol Fatmawati 2 Kurangi Macet 24 Persen, Bakal Dibuka hingga Oktober?
-
Bantah Aktivis Syahdan Husein Mogok Makan di Tahanan, Polisi Tunjukkan Bukti Ini!
-
Warning dari Senayan Buat Erick Thohir: Boleh Rangkap Jabatan, Tapi....
-
Nasib Wali Kota Prabumulih Buntut Ulah Anak: Disemprot Kemendagri, LHKPN Diubek-ubek KPK
-
Imbas Ramal Prabowo Rombak Kabinet, Rocky Gerung Curhat Banjir Protes Publik: Reshuffle Terburuk!
-
Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!