Kivlan Zein. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Purnawirawan Kivlan Zen mengatakan punya informan yang menyebutkan rangkaian kegiatan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia mengarah pada kebangkitan Partai Komunis Indonesia.
Rangkaian kegiatan yang dimaksud yaitu Seminar Pengungkapan Sejarah Tahun 1965-1966 pada hari Sabtu (16/9/2017) dan acara bertajuk Asik Asik Aksi: Darurat Demokrasi Indonesia pada Minggu (17/9/2017).
"Waktu saya dengar, ada yang keluar pakai lambang palu arit dari kantor LBH. Ada lagu-lagu yang dinyanyikan Genjer-Genjer. Itu lagu perangnya PKI ketika menyerang. Itu yang saya dengar," ujar Kivlan di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).
Menurut informan, kata Kivlan Zen, di tengah acara seni pada hari Minggu ada yang menyatakan PKI tidak salah, tetapi yang bersalah.
"Mereka tak seminar, tapi pas pentas seni dan menyatakan PKI tidak salah, yang salah Orde baru, yang salah pemerintah Soeharto, yang salah adalah tentara, mereka benar dan menyatakan PKI tak salah dan harus dihidupkan lagi. Mereka minta cabut TAP MPRS tentang larangan adanya PKI," kata dia.
Berangkat dari informasi itulah kemudian Kivlan menilai YLBHI melanggar Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI.
"Berarti mereka sudah melanggar hukum. Kalau melanggar hukum berarti bisa kita bilang LBH melanggar hukum. Mereka melanggar TAP MPRS, berarti melanggar UUD, berarti pembangkang. Berarti bukan hanya sekali dua kali. Berarti LBH harus dibubarkan seperti HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)," kata Kivlan.
Lebih jauh, Kivlan membantah menjadi dalang aksi pengepungan kantor YLBHI pada Minggu hingga Senin diri hari yang kemudian rusuh. Ia mengatakan malam itu sedang berada di luar Jakarta.
Sebelum itu, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat mengakui mendapat undangan dari koordinator aksi pada Jumat malam untuk ikut aksi menolak Seminar Pengungkapan Sejarah 1965-1966.
"Jumat malam Sabtu di Menteng 58. Datang ada undangan. Bukan memimpin tapi udangan untuk berbicara. Nah saya berbicara untuk menasihati mereka. Boleh dong saya berbicara. Jangan buat kerusuhan sesuaikan koridor hukum," kata dia.
Rangkaian kegiatan yang dimaksud yaitu Seminar Pengungkapan Sejarah Tahun 1965-1966 pada hari Sabtu (16/9/2017) dan acara bertajuk Asik Asik Aksi: Darurat Demokrasi Indonesia pada Minggu (17/9/2017).
"Waktu saya dengar, ada yang keluar pakai lambang palu arit dari kantor LBH. Ada lagu-lagu yang dinyanyikan Genjer-Genjer. Itu lagu perangnya PKI ketika menyerang. Itu yang saya dengar," ujar Kivlan di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).
Menurut informan, kata Kivlan Zen, di tengah acara seni pada hari Minggu ada yang menyatakan PKI tidak salah, tetapi yang bersalah.
"Mereka tak seminar, tapi pas pentas seni dan menyatakan PKI tidak salah, yang salah Orde baru, yang salah pemerintah Soeharto, yang salah adalah tentara, mereka benar dan menyatakan PKI tak salah dan harus dihidupkan lagi. Mereka minta cabut TAP MPRS tentang larangan adanya PKI," kata dia.
Berangkat dari informasi itulah kemudian Kivlan menilai YLBHI melanggar Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI.
"Berarti mereka sudah melanggar hukum. Kalau melanggar hukum berarti bisa kita bilang LBH melanggar hukum. Mereka melanggar TAP MPRS, berarti melanggar UUD, berarti pembangkang. Berarti bukan hanya sekali dua kali. Berarti LBH harus dibubarkan seperti HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)," kata Kivlan.
Lebih jauh, Kivlan membantah menjadi dalang aksi pengepungan kantor YLBHI pada Minggu hingga Senin diri hari yang kemudian rusuh. Ia mengatakan malam itu sedang berada di luar Jakarta.
Sebelum itu, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat mengakui mendapat undangan dari koordinator aksi pada Jumat malam untuk ikut aksi menolak Seminar Pengungkapan Sejarah 1965-1966.
"Jumat malam Sabtu di Menteng 58. Datang ada undangan. Bukan memimpin tapi udangan untuk berbicara. Nah saya berbicara untuk menasihati mereka. Boleh dong saya berbicara. Jangan buat kerusuhan sesuaikan koridor hukum," kata dia.
Hoax
Polisi melacak akun-akun media sosial yang menyebarkan berita hoax tentang deklarasi kebangkitan PKI. Informasi itulah yang ikut memicu gerombolan orang menggeruduk dan mengepung kantor YLBHi pada Minggu malam.
"Masih kami selidiki. Kenapa ada kegiatan yang sensitif ini di YLBHI ini. Kemudian ada isu di masyarakat yang cepat sekali menanggapi isu itu. Ini masih kami selidiki, ya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Senin (18/9/2017).
Polisi akan memeriksa peserta aksi yang sudah diamankan, hari ini, dan memeriksa barang bukti.
"Kami perlu saksi, fakta hukum, perlu barbuk. Tidak bisa pakai asumsi," katanya.
Usai pengepungan kantor YLBHI yang berujung rusuh pada Senin dini hari, polisi mengamankan 34 orang. Puluhan orang tersebut masih menjalani pemeriksaan guna menentukan apakah bisa akan dijerat menjadi tersangka atau tidak.
Aksi penggerudukan dilatari informasi sesat yang mereka terima. Mereka menerima pesan di medsos yang menyebutkan acara bertema Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi di kantor YLBHI berkaitan dengan penyebaran komunisme.
Aksi dini hari tadi berakhir dengan ricuh setelah massa melempari YLBHI dan polisi dengan batu. Lima polisi mengalami luka-luka. Setelah itu, polisi membubarkan massa dengan gas air mata dan tembakan water cannon. [Maidian Reviani]
"Masih kami selidiki. Kenapa ada kegiatan yang sensitif ini di YLBHI ini. Kemudian ada isu di masyarakat yang cepat sekali menanggapi isu itu. Ini masih kami selidiki, ya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Senin (18/9/2017).
Polisi akan memeriksa peserta aksi yang sudah diamankan, hari ini, dan memeriksa barang bukti.
"Kami perlu saksi, fakta hukum, perlu barbuk. Tidak bisa pakai asumsi," katanya.
Usai pengepungan kantor YLBHI yang berujung rusuh pada Senin dini hari, polisi mengamankan 34 orang. Puluhan orang tersebut masih menjalani pemeriksaan guna menentukan apakah bisa akan dijerat menjadi tersangka atau tidak.
Aksi penggerudukan dilatari informasi sesat yang mereka terima. Mereka menerima pesan di medsos yang menyebutkan acara bertema Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi di kantor YLBHI berkaitan dengan penyebaran komunisme.
Aksi dini hari tadi berakhir dengan ricuh setelah massa melempari YLBHI dan polisi dengan batu. Lima polisi mengalami luka-luka. Setelah itu, polisi membubarkan massa dengan gas air mata dan tembakan water cannon. [Maidian Reviani]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Pemprov DKI Hibahkan Gedung YLBHI, Pramono Anung: Akses Keadilan Warga Tidak Mampu
-
Mengapa Penanganan Banjir Sumatra Lambat? Menelisik Efek Pemotongan Anggaran
-
Komnas Perempuan: Situasi HAM di Papua Bukan Membaik, Justru Makin Memburuk
-
YLBHI: Kekuasan Polri di Ranah Sipil Mirip ABRI Zaman Orde Baru
-
YLBHI Desak Komnas HAM Tak Takut Intervensi dalam Kasus Munir
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari