Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo [suara.com/Oke Atmaja]
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap tidak ada pemaksaan untuk menonton film Pengkhianatan G30S/PKI. Ryamizard mengingatkan setiap orang berhak menonton atau tidak film yang diproduksi zaman pemerintahan Soeharto.
"Asal film itu sesuai dengan kenyataan nggak apa-apa, itu pelajaran bagi kita semua. Tapi ya yang nonton siapa aja. Siapa yang mau nonton, tonton aja, nggak usah dipaksa-paksa," kata Ryamizard di
kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan instruksi agar semua jajaran TNI nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI tidak ada pemaksaan.
"Asal film itu sesuai dengan kenyataan nggak apa-apa, itu pelajaran bagi kita semua. Tapi ya yang nonton siapa aja. Siapa yang mau nonton, tonton aja, nggak usah dipaksa-paksa," kata Ryamizard di
kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan instruksi agar semua jajaran TNI nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI tidak ada pemaksaan.
"Ya tanya sama menhanlah, sudah terlaksana kok. Saya tanya ada yang dipaksa engga, nggak ada. Tidak ada yang memaksakan. Kalau untuk prajurit, itu urusan saya. Ya memang harus dipaksa," kata Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, hari ini.
Gatot menekankan memberikan instruksi kepada jajaran TNI untuk nonton bareng film tersebut merupakan haknya sebagai pemimpin tertinggi kesatuan tentara. Tidak boleh ada yang ikut campur, kecuali Presiden.
"Menhan tidak punya kewenangan terhadap saya. Kendali saya hanya dari Presiden garisnya. Saya katakan tidak bisa mempengaruhi saya kecuali presiden. Itu prajurit saya kok," ujar Gatot.
Ia tidak khawatir apabila instruksi tersebut dianggap sebagai kebijakan politik terkait kepentingan maju ke pemilu presiden tahun 2019.
"Sekarang apa sih yang nggak dipolitisasi? Kamu kawin juga bisa dipolitisasi kok. Biarin saja. Orang punya persepsi wajar yang penting jangan menyebarkan berita bohong. Kan gitu," kata Gatot.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
-
Malam Ini 3 Stasiun TV Nasional Tayangkan Film Legendaris G30S PKI, Mana Saja?
-
Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta
-
Makna Pengibaran Bendera Setengah Tiang 30 September dan Satu Tiang Penuh 1 Oktober
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun