Suara.com - Menteri ESDM Ignasius Jonan menegaska, batas radius aman untuk masyarakat sekitar Gunung Agung adalah 12 kilometer dari puncak. Namun, bahaya erupsi juga perlu diantisipasi.
Peringatan tersebut dilontarkan Jonan saat memantau perkembangan vulkanik Gunung Agung di Karangsem, Bali, Jumat (22/9/2017) malam.
"Untuk radius aman itu sekurangnya 9 kilometer, tapi plus sektoral seperti lembah dan sungai itu yang aman ya 12 kilometer," kata Jonan.
Namun, katanya, peningkatan status Gunung Agung menjadi “Siaga” itu bukan berarti dipastikan akan terjadi letusan. Melainkan antisipasi penuh agar tak terjadi korban besar bila benar-benar terjadi bencana.
Didampingi pimpinan PVMBG, BNPB, Wabup Karangasem, dan BPBD, ia menjelaskan peningkatan status itu akan ditandai dengan dukungan dari pusat dan provinsi.
"Untuk logistik, akan ada dana cadangan penanggulangan bencana, namun kami juga akan dukung peralatan yang tak ada di sini, seperti sirine," terangnya.
Senada dengan itu, Kepala PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, Kasbani, mengatakan pihaknya akan menjalankan SOP tentang radius aman pada 12 kilometer itu.
"Kami juga sudah perintahkan pemda untuk melakukan evakuasi masyarakat secepatnya, tapi kami juga akan memasang tanda-tanda agar masyarakat tahu batas aman itu dan tidak masuk," jelasnya.
Berdasarkan informasi dari Pemkab Karangasem bahwa radius 6 kilometer itu berarti 15.000 penduduk yang perlu dievakuasi, sedangkan kalau 12 kilometer itu sekitar 100.000 penduduk.
Baca Juga: KPK: Tidak Benar Setya Novanto Sudah Ditahan
Rencananya, Sabtu (23/9) jam 13.00 WITA, ada rapat koordinasi tingkat nasional. "Pak Menteri sudah memerintahkan pendirian Posko Nasional sebagai pendampingan pemkab," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, BNPB memprediksi bila terjadi letusan Gunung Agung, maka besarnya letusan akan lebih besar daripada Gunung Merapi yang sudah meletus pada 2010, sehingga antisipasi perlu lebih besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
-
Kader PSI Dian Sandi Bela Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji: Dia Korban, Bukan Pelaku
-
Tak Hanya Bagi Ojol, Cak Imin Dorong Ada Potong Iuran BPJS-TK Untuk Pelaku UMKM
-
Drama Copot Kepsek Viral, Wali Kota Prabumulih Akhirnya Minta Maaf: Anak Bawa Mobil Itu Hoaks
-
Terpecah! Komunitas URC Jaksel Ogah Ikut Demo Hari Ini: Mereka Bukan Ojol Sejati
-
Demo 17 September: Massa Ojol dan Mahasiswa Kepung DPR, Tuntut Menhub Dudy Dicopot!
-
Ojol Bakal Demo di Tiga Titik Hari Ini, Masyarakat Diminta Cari Transportasi Lain
-
Turunkan Ribuan Pasukan, Polisi Larang Massa Ojol Bakar Ban hingga Tutup Jalan Selama Demo!
-
Capai Ribuan Orang, Ini Rute Konvoi Demo Ojol di Jakarta: Bawa 7 Tuntutan ke Istana hingga DPR!
-
Bakal Patroli, Menkeu Purbaya Siap Tarik Anggaran Kementerian yang Lambat Serap Dana
-
Syaifullah Tamliha Ungkap Dua Kelemahan PPP: Tak Punya Figur Berduit dan Alergi Outsider