Ketua Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia Daeng Wahirin [suara.com/M. Fauzi Daulay]
Baca 10 detik
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Partai Gerindra, Agus Hermanto dan Fadli Zon, akan menemui massa yang akan demonstrasi di depan DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, siang ini.
"Ya salah satunya adalah saya. Karena pimpinan cuma ada dua, saya dan pak Fadli Zon. Kemarin kita sudah telepon-teleponan. Pak Fadli Zon dan saya yang akan menerima, barangkali ditambah pimpinan Komisi II," kata Agus Hermanto di DPR, Jumat (29/9/ 2017).
Saat ini, massa sudah berkumpul di sekitaran gedung DPR dan Gelora Bung Karno.
Mereka akan demonstrasi untuk menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat dan kebangkitan PKI.
Aksi di depan gedung DPR akan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, tepatnya setelah Salat Jumat. Massa akan melaksanakan salat di beberapa masjid di sekitar gedung Parlemen.
"Saya dengar akan melaksanakan Salat Jumat di sini (DPR). Kalau saya juga akan melaksanakan Salat Jumat disini. Di Masjid belakang. Karena saya terbiasa di masjid belakang tempatnya nikmat sejuk dan kita jauh lebih khusyuk. Insya Allah kalau toh memang ada yang mau di belakang, mari bersama-sama dengan saya di sana," kata Agus.
Salah satu kelompok yang sudah tiba di depan gedung DPR dari Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia.
"Kami akan salat di depan gedung, masjid di sekitaran DPR sudah penuh, lagi pula tidak akan mengganggu lalu lintas," kata Ketua PPMI Daeng Wahirin.
Daeng mengatakan anggotanya belum tiba di depan DPR semua. Sebagian masih dalam perjalanan menuju ke Senayan.
"Ada yang terjebak kemacetan, dan ada juga yang sudah di masjid terdekat dari DPR," kata dia.
Daeng mengatakan demonstrasi diikuti oleh massa dari berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Padang, dan Kalimantan.
Dia meminta Presiden Jokowi widodo bersikap tegas terhadap kelompok yang disebutnya kiri.
"Kalau saya pikir Presiden harus tegas, kalau bisa pertemukan kami dengan orang-orang kiri," kata dia. [M. Fauzi Daulay]
"Ya salah satunya adalah saya. Karena pimpinan cuma ada dua, saya dan pak Fadli Zon. Kemarin kita sudah telepon-teleponan. Pak Fadli Zon dan saya yang akan menerima, barangkali ditambah pimpinan Komisi II," kata Agus Hermanto di DPR, Jumat (29/9/ 2017).
Saat ini, massa sudah berkumpul di sekitaran gedung DPR dan Gelora Bung Karno.
Mereka akan demonstrasi untuk menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat dan kebangkitan PKI.
Aksi di depan gedung DPR akan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, tepatnya setelah Salat Jumat. Massa akan melaksanakan salat di beberapa masjid di sekitar gedung Parlemen.
"Saya dengar akan melaksanakan Salat Jumat di sini (DPR). Kalau saya juga akan melaksanakan Salat Jumat disini. Di Masjid belakang. Karena saya terbiasa di masjid belakang tempatnya nikmat sejuk dan kita jauh lebih khusyuk. Insya Allah kalau toh memang ada yang mau di belakang, mari bersama-sama dengan saya di sana," kata Agus.
Salah satu kelompok yang sudah tiba di depan gedung DPR dari Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia.
"Kami akan salat di depan gedung, masjid di sekitaran DPR sudah penuh, lagi pula tidak akan mengganggu lalu lintas," kata Ketua PPMI Daeng Wahirin.
Daeng mengatakan anggotanya belum tiba di depan DPR semua. Sebagian masih dalam perjalanan menuju ke Senayan.
"Ada yang terjebak kemacetan, dan ada juga yang sudah di masjid terdekat dari DPR," kata dia.
Daeng mengatakan demonstrasi diikuti oleh massa dari berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Padang, dan Kalimantan.
Dia meminta Presiden Jokowi widodo bersikap tegas terhadap kelompok yang disebutnya kiri.
"Kalau saya pikir Presiden harus tegas, kalau bisa pertemukan kami dengan orang-orang kiri," kata dia. [M. Fauzi Daulay]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Simbol Palu Arit PKI Ditemukan di Kampus Unmul, Pihak Rektorat: Itu Peraga Pembelajaran
-
Logo PKI dan Bir Mahal Jadi Barang Bukti Demo Polres Samarinda, Panen Cibiran publik
-
Penyintas Tragedi 1965 : Puluhan Tahun Dibungkam, Tak Berani Ungkap Identitas ke Publik
-
Kehadiran Habib Rizieq Berujung Bentrokan di Pemalang, FPI Tuding 'Neo PKI' Jadi Biang Kerok!
-
Masih Keturunan PKI, Ananta Rispo Ungkap Kisah G30S Versi Keluarganya
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO