Ilustrasi otak. (Shutterstock)
Setelah mendapat kabar dari dokter bahwa anak mereka mengalami mati otak setelah kecelakaan, keluarga ini tak kehilangan harapan dan tetap percaya akan datangnya keajaiban.
Saat itu, pada Mei 2014, Jane Owen (56) dan keluarga sedang berlibur ke pantai di wilayah Barat Daya Inggris. Sayangnya, liburan mereka terhenti karena anak perempuan, Emily (saat itu berusia 13 tahun) ditabrak mobil. Emily mengalami luka serius pada bagian kepala dan wajah.
Emily terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Bristol Royal untuk mendapat perawatan darurat.
"Begitu kami dapat menemuinya, ia tak dapat dikenali. Kepalanya sangat bengkak dan tangan kanannya diperban," ujar Jane dikutip dari Mirror.
Setelah operasi untuk melepaskan tekanan di bagian tengkorak, Emily dipindahkan ke Rumah Sakit Addenbrooke, Cambridge, yang lebih dekat dengan rumah.
Dokter mengatakan bahwa Emily tidak akan bisa pulih karena mengalami mati otak dan keluarga harus bersiap-siap untuk keadaan terburuk.
"Saya mati rasa. Saya tidak bertanya tentang apa yang dokter katakan, karena sejak kecelakaan tidak ada tanda-tanda adanya kemajuan untuk Emily. Tetapi sebagian dari diri saya berharap dokter salah," kata Jane.
Untunglah keajaiban terjadi. Dua hari setelahnya, hasil pemeriksaan Emily tidak menunjukkan kerusakan yang sebelumnya diduga sangat parah. Bahkan, dalam enam bulan Emily sudah melepas alat bantu dari rumah sakit.
Suatu hari, Emily akhirnya sadar. Perkembangan kesehatan Emily sangat pesat ketika dibantu oleh pusat rehabilitasi Children's Trust. Dalam satu minggu, Emily sudah bisa berjalan dan kembali berbicara, walaupun terbata-bata.
Berkat semangat hidupnya, Emily kini sudah berusia 17 tahun. Dia sudah menyelesaikan sekolah. Dia menyelesiakan pendidikan dengan nilai yang cukup memuaskan. Sekarang, ia sedang menjalani kuliah bisnis dengan cita-cita ingin menjadi bankir seperti ibunya.
"Banyak orang bertanya bagaimana kami bisa melewati semua ini dan ini sangat sulit untuk dijelaskan. Tetapi dari awal kami tidak pernah melepaskan harapan bahwa dokter bisa saja salah," kata Jane.(Marcella Oktania)
Saat itu, pada Mei 2014, Jane Owen (56) dan keluarga sedang berlibur ke pantai di wilayah Barat Daya Inggris. Sayangnya, liburan mereka terhenti karena anak perempuan, Emily (saat itu berusia 13 tahun) ditabrak mobil. Emily mengalami luka serius pada bagian kepala dan wajah.
Emily terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Bristol Royal untuk mendapat perawatan darurat.
"Begitu kami dapat menemuinya, ia tak dapat dikenali. Kepalanya sangat bengkak dan tangan kanannya diperban," ujar Jane dikutip dari Mirror.
Setelah operasi untuk melepaskan tekanan di bagian tengkorak, Emily dipindahkan ke Rumah Sakit Addenbrooke, Cambridge, yang lebih dekat dengan rumah.
Dokter mengatakan bahwa Emily tidak akan bisa pulih karena mengalami mati otak dan keluarga harus bersiap-siap untuk keadaan terburuk.
"Saya mati rasa. Saya tidak bertanya tentang apa yang dokter katakan, karena sejak kecelakaan tidak ada tanda-tanda adanya kemajuan untuk Emily. Tetapi sebagian dari diri saya berharap dokter salah," kata Jane.
Untunglah keajaiban terjadi. Dua hari setelahnya, hasil pemeriksaan Emily tidak menunjukkan kerusakan yang sebelumnya diduga sangat parah. Bahkan, dalam enam bulan Emily sudah melepas alat bantu dari rumah sakit.
Suatu hari, Emily akhirnya sadar. Perkembangan kesehatan Emily sangat pesat ketika dibantu oleh pusat rehabilitasi Children's Trust. Dalam satu minggu, Emily sudah bisa berjalan dan kembali berbicara, walaupun terbata-bata.
Berkat semangat hidupnya, Emily kini sudah berusia 17 tahun. Dia sudah menyelesaikan sekolah. Dia menyelesiakan pendidikan dengan nilai yang cukup memuaskan. Sekarang, ia sedang menjalani kuliah bisnis dengan cita-cita ingin menjadi bankir seperti ibunya.
"Banyak orang bertanya bagaimana kami bisa melewati semua ini dan ini sangat sulit untuk dijelaskan. Tetapi dari awal kami tidak pernah melepaskan harapan bahwa dokter bisa saja salah," kata Jane.(Marcella Oktania)
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
9 Parfum Unik 2025: Tren Aneh yang Membuat Kamu Terpesona!
-
Anime Bukan Sekadar Tontonan Bocah: 10 Fakta Mengejutkan yang Wajib Diketahui!
-
Aneh tapi Bikin Nagih: 10 Kombinasi Makanan 'Gak Masuk Akal' yang Ternyata Enak Banget
-
Bukan Cuma Soal Duit, 7 Film Ini Buktikan Kalau 'Sabar' Adalah Kunci Karya Legendaris
-
Bukan Singa atau Hiu, Ternyata Ini 5 'Pembunuh' Paling Efektif di Dunia Hewan
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Adalah Siswa Sendiri, Kapolri Ungkap Kondisinya
-
Kawanan Begal Pembacok Warga Baduy di Jakpus Masih Berkeliaran, Saksi dan CCTV Nihil, Kok Bisa?
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
-
Lihat Rumahnya Porak-poranda Dijarah, Ahmad Sahroni Pilih Beri 'Amnesti': Kalau Balikin, Aman!
-
Sebut Kejagung Layak Tetapkan Sri Mulyani Tersangka, OC Kaligis: Masa Anak Buah yang Dikorbankan?
-
Kapolri Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Pastikan Penanganan Medis dan Pemulihan Trauma
-
Prabowo Ingin Evaluasi Semua Lembaga Produk Reformasi, Tidak Hanya Polri
-
Tolak Komisi 10 Persen, URC Bergerak Awasi Perpres Ojol: Harus Adil, Jangan Timpang!
-
OTT Bupati Ponorogo: Segini Total Kekayaan Sugiri Sancoko yang Terungkap!