Suara.com - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tak mengkhawatirkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyaingi pamor Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, kalau terjun ke dunia politik setelah pensiun dari militer.
Dalam sejumlah survei politik, Gatot diyakini bisa meyakini pamor Prabowo untuk mendapat dukungan dari kantung basis massa, yakni kaum oposan pemerintah.
"Kalau Pak Prabowo punya social capital and politic (modal sosial dan politik; pengaruh di basis massa) lebih banyak, karena lebih lama (beraktivitas di politik). Saya kira tidak ada masalah ya," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon di DPR, Jakarta, Senin (9/10/2017).
Namun, lanjut Fadli, Gatot dan Prabowo bisa saja bekerja sama dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019. Itu tergantung ambang batas kepesertaan pilpres yang masih digugat di Mahkamah Konstitusi.
"Bisa bekerja sama juga. Pokoknya nanti dilihat proses setelah ada aturan main yang jelas. Presidential thresholdnya tetap 20 persen atau MK putuskan yang lain," ujar Fadli.
Fadli mengakui, Gerindra kekinian belum melirik Gatot untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2019.
"Karena Gerindra, pasti kalau 20 persen tentu harus bekerja sama dengan partai lain. Kalau 0 persen, kami bisa usung (calon presiden) sendiri. Ada opsi-opsi berbeda, yang pasti akan kami ajukan Pak Prabowo sebagai capres," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO