Suara.com - Ribuan warga Malaysia menggelar aksi massa untuk menuntut pertanggungjawaban Perdana Menteri Najib Razak atas skandal penyelewengan keuangan negara, yang mencapai jutaan Dolar Amerika Serikat, Sabtu (14/10/2017).
Kaum oposan menggunakan skandal yang dikenal sebagai "1Malaysia Development Berhad (1MDB) tersebut, untuk meningkatkan jumlah pemilih anti-Najib.
Pasalnya, seperti dilansir Straitstimes, Minggu (15/10), PM Najib memunyai kekuasaan untuk menggelar pemilihan umum kapan pun dalam rentang waktu kekinian hingga pertengahan tahun 2018.
PM Najib sendiri hingga kekinian terus mengonsolidasikan kekuatan untuk menekan aksi protes dan menyelesaikan skandal korupsi tersebut.
Sang PM selama ini telah menahan sejumlah aktivis, membredel sejumlah media massa, meskipun mendapat perlawanan terutama dari mantan mentornya, Mahathir Mohamad.
Namun, upaya represif tersebut justru semakin mendapat perlawanan dari kaum oposan. Apalagi, pemerintah menerapkan kebijakan yang menaikkan biaya hidup dan pajak konsumsi rakyat.
“Semua harga naik, tapi upah kami tak pernah naik. Dia (PM Najib) tak bisa menyelamatkan rakyat, karenanya kami tak mau menginginkan pemimpin seperti dia lagi,” tukas Hasmurni Tamby, seorang ibu yang mengakui muak terhadap pemerintah dan ikut aksi tersebut.
Aksi tersebut disebut-sebut sebagai puncak kampanye “Anti-Kleptokrasi” yang diinisiasi koalisi oposan “Pakatan Harapan” (PH) selama dua bulan terakhir. PH sendiri merupakan koalisi partai oposan yang bakal mengajukan calon alternatif untuk pesaing Najib pada pemilu.
Kampanye tersebut untuk meyakinkan mayoritas warga Malaysia—terutama Muslim Melayu pendukung Najib dulu—untuk tak lagi memilih Najib yang menyatakan bakal kembali mencalonkan diri.
Baca Juga: Lima Partai akan Daftar ke KPU Hari Ini, Besok Malam Ditutup
Persentase popularitas Najib semakin tajam merosot lantaran skandal 1MDB tersebut. Bahkan, Departemen Kehakiman AS mengajukan tuntutan perdata agar PM Najib mengembalikan USD1,7 miliar dari dana 1MDB yang didapat dari negeri Paman Sam tersebut.
Mahathir, mantan PM Malaysia dan juga mentor Najib, menilai tak lagi ada alasan dirinya dan rakyat untuk terus membiarkan anak didiknya itu terus memerintah.
“Dalam sejarah Malaysia, baru kali ini memunyai PM yang juga seorang pencuri. Dia mencuri uang negara untuk bisa memiliki kehidupan yang nyaman,” kata Mahathir dalam pidatonya di hadapan massa aksi.
"Kita perlu menurunkan kleptokrasi di negara kita ... Najib sudah ada di tangan kita, kita bisa menyingkirkannya, hanya dengan memberi suara untuk PH," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Kado Kemanusiaan dari Bundaran HI: Warga Jakarta Donasi Rp3,1 Miliar untuk Korban Bencana di Sumatra
-
Wali Kota Hasto Pasang Target Jam 2 Dini Hari Sampah Malam Tahun Baru di Kota Jogja Sudah Bersih
-
Bundaran HI Jadi Lautan Manusia, Pesta Kembang Api Tetap Hiasi Langit Penghujung Tahun Ibu Kota
-
Polisi Berkuda Polri Jaga Monas di Malam Tahun Baru, Warga Antusias hingga Antre Foto
-
Ogah Terjebak Macet, Wali Kota Jogja Pilih Naik Motor Pantau Keramaian Malam Tahun Baru
-
Malam Tahun Baru di Bundaran HI Dijaga Ketat, 10 K-9 Diterjunkan Amankan Keramaian
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra