Suara.com - Kordinator Lapangan Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat Iwan Siregar mengatakan pihaknya selalu melakukan razia di kawasan pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun kewalahan dengan sikap para pedang kaki lima yang enggan ditertibkan.
"Kita rutin operasi di Tanah Abang. Jadi patroli rutin namanya. Kalau kedapatan ya kita angkat. Operasi rutin ini tingkat kota dan kecamatan," kata Iwan kepada Suara.com ditemui di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Blok A, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/ 2017).
Operasi rutin dilakukan sejak zaman pemerintahan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta. Hal itu terus dilakukan hingga saat ini, masa pemerintahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Menurut Iwan, dari sisi penindakan tidak ada yang membedakan antara masa pemerintahan Jokowi-Ahok atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan Anies-Sandiaga. Sebab, penertiban yang dilakukan masa pemerintahan sebelumnya terus dilakukan hingga kini.
"Kan dari zaman Pak Ahok begini ini. PKL-nya juga jualan ditrotoar. Kalau ada petugas ya mereka kabur. Dulu ya begini kondisinya," ujar Iwan.
Iwan menjelaskan para PKL sering kali memanfaatkan situasi. Di saat petugas tidak lakukan razia, mereka akan berjualan di trotoar jalan.
"Jadi gini bang. Kalau pagi, di sini ini kan belum ada petugas datang. Nah agak siang, petugas datang, mereka kabur. Masuk kedalam. Nanti kalau petugas nggak ada, ya mereka akan angkut lagi dagangannya," ujar Iwan.
Para PKL justru memanfaatkan saat situasi jalanan macet parah. Sebab mereka tahu mobil petugas tak akan bisa masuk ke dalam kawasan tanah abang.
"Karena di sini macet. Petugas nggak sampek kemari. Jam 14.00 WIB ke atas itu macetnya padat. Itu kesempatan mereka berjualan disitu. Sekarang ini ni, petugas masih bisa menjangkau mereka tidak berani," tutur Iwan.
Baca Juga: PKL Tanah Abang Tahu Salah, Tapi Tetap Langgar, Ini Sebabnya
"Karena memang pedagangnya saja yang bandel. Mereka memanfaatkan situasi. Di saat macet total, petugas sulit kemari ya keluar lagi mereka. Kemarin-kemarin kan juga begitu sih. Media saja nggak kesini liput," Iwan menambahkan.
Sementara itu, lanjut Iwan, kalau pun ditunggui di tempat agar mereka tak keluar lagi berjualan di trotor, pihak Satpol PP kekurangan personel.
"Untuk pengamanan pun kita kurang personel. Kebanyakan kita di stasiun karena pusatnya Blok G. Padahal ya pusat kemacetan di sini juga. Jadi ya kita bekerja sesuai kemampuan lah," kata Iwan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
Terkini
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi
-
PBNU dan Wamenag Bersuara Keras: Perilaku Gus Elham Nodai Dakwah, Tak Pantas Ditiru!