Suara.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana menggelar aksi demonstrasi di Istana Negara pada 10 Nmelakukan aksi demonstrasi di Istana Negara Jumat (10/11/2017) pekan depan, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Ketua Harian sekaligus Deputi Presiden KSPI Muhammad Rusdi mengatakan, aksi itu untuk menuntut pencabutan Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan dan Formula Kenaikan Upah Minimum.
“PP ini menjadi dasar penentuan upah minimum provinsi (UMP). Niat aksi ini sudah lama, karena perpres itulah biang kerok upah minimum yang rendah,” tegas Rusdi, Jumat (3/11).
Ia menagtakan, PP No 78/2015 itulah yang membuat Pemprov DKI Jakarta menetapkan UMP 2018 sebesar Rp.3.648.035.
Besaran UMP DKI 2018 yang ditetapkan berdasarkan usulan pihak pengusaha itu lebih rendah dari tuntutan buruh, yakni Rp Rp3.917.000.
Menurutnya, nilai UMP yang diusulkan buruh itu didasarkan survei nilai kebutuhan hidup layak (KHL) Rp3.603.000 plus prakiraan inflasi tahun depan.
"Sebelum ke Istana, kami akan mampir ke Balai Kota Jakarta untuk meminta Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno merevisi ketapan UMP 2018,” tukasnya.
Ia berharap, Anies-Sandiaga tak perlu malu-malu merevisi ketapan UMP tersebut. Sebab, tahun 2010, Gubernur DKI ketika itu, yakni Fauzi Bowo, pernah merevisi ketapan UMP.
Baca Juga: KSPI: Jika Karyawan Alexis Tak Diperhatikan, Ini Bahaya
“Kami minta Anies-Sandiaga merevisi UMP dari Rp3.648.035 menjadi Rp3.917.000," tegasnya.
Rusdi mengklaim, aksi itu nantinya diikuti 20 ribu hingga 30 ribu buruh dari daerah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
“Buruh dari Jawa Tengah dan Jawa Timur juga akan datang menggunakan kereta dan bus. Aksi ini akan seperti Aksi 212,” tukasnya, merujuk aksi anti-Ahok pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara