Suara.com - Salah satu mantan pejabat DKI Jakarta di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rustam Effendi dijadikan staf khusus gubernur. Rustam adalah mantan Wali Kota Jakarta Utara.
stigma 'staf' di kalangan Balai Kota Jakarta berkonotasi negatif. Menjadi 'staf' artinya tidak mempunyai kekuasaan untuk pengambilan kebijakan. Terlebih, jika mantan pejabat dijadikan staf.
Rustam dalam hal ini dijadikan staf khusus oleh Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno. Hanya saja menurut Wakil Ketua DPRD Jakarta Mohamad Taufik stigma negatif staf belum tentu benar. Menjadi staf, belum tentu karena mempunyai kinerja buruk.
Rustam akan membantu pemerintahan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga selama lima tahun kedepan. Rustam akan ditempatkan di pos pengaduan masyarakat di Balai Kota.
"Nggak apa-apa bagus dong. Berarti ada (nilai positif). Kan belum tentu tidak baik orang yang dulu dipinggirkan Pak Ahok," ujar Taufik di rumah dinas Ketua DPRD Jakarta, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2017).
Taufik menilai Anies dan Sandiaga punya penilaian sendiri dalam mengangkat PNS DKI. Menurutnya, Rustam memiliki kinerja baik selama menjabat sebagai wali kota.
"Saya kenal Rustam ya. Dia bagus, kemudian dengan publik baik, dengan masyarakat baik. Bagus dia ketika jadi wali kota Jakarta Utara," kata Taufik.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini memberikan sinyal akan ada banyak PNS yang pernah distafkan Ahok untuk diangkat membantu pemerintahan Anies dan Sandiaga.
"Nggak ada masalah mau diangkat lagi. Saya kira yang baik-baik perlu diangkat. Saya nggak hafal (siapa saja PNS yang akan diangkat lagi)," kata dia.
Baca Juga: Mundur di Zaman Ahok, Rustam Effendi Diangkat Sandiaga Lagi
Rustam mengundurkan diri sebagai Wali Kota Jakarta Utara pada 2016. Saat itu ia berseteru dengan Ahok. Sampai sekarang belum jelas betul apa alasan Rustam mundur pada waktu itu. Tetapi, sebelum mundur, dia mengeluhkan gaya kepemimpinan Ahok dan menuliskan isi hatinya di Facebook. Rustam mengeluh karena Ahok menuduhnya bersekongkol dengan Yusril Ihza Mahendra (ketika itu bakal calon gubernur).
Ketika itu, Ahok menilai Rustam tidak bekerja cepat dengan menertibkan kawasan kumuh di sepanjang kolong jalan tol Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Ahok juga menilai Rustam tidak segera menangani kawasan yang sering banjir di Jakarta Utara.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025