Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan, zona-zona konflik seperti di Semenanjung Korea, Irak, dan Suriah, menjadi ladang bisnis baru bagi segolongan orang.
Ia mengatakan, zona-zona konflik tersebut menjadi tempat bagi praktik jual-beli alat persenjatan secara legal maupun ilegal.
"Zona-zona panas dan konflik menjadi semacam ladang bisnis yang menguntungkan segelintir pihak. Ada jaringan ‘abu-abu’ memasuk senjata ke negara-negara yang berkonflik atau berada dalam situasi politik tak stabil,” ungkap Putin seperti dilansir Sputnik, Selasa (7/11/2017).
Ia mengatakan, ekspor senjata merupakan bisnis menguntungkan, tapi memerlukan tanggung jawab besar bagi negara mana pun yang terlibat.
Putin juga mengkhawatirkan, pebisnis yang memanfaatkan situasi konflik itu melanggar norma dan prinsip hukum internasional.
Contohnya, kata dia, pengiriman senjata kepada kelompok yang disebut sebagai “oposisi moderat” di Suriah.
“Senjata-senjata yang mereka sebut diberikan kepada ‘oposisi moderat’ di Suriah, akhirnya dipakai teroris,” tukasnya, tanpa merujuk negara yang mengekspor senjata tersebut.
Putin lantas menegaskan, Rusia akan berupaya tetap teguh memegang norma dan prinsip hukum internasional mengenai bisnis persenjataan.
Baca Juga: Bunga Fadli Zon untuk Pernikahan Putri Jokowi 'Dijahili'
“Bagi Rusia, adalah penting untuk mematuhi norma dan prinsip hukum internasional. Kami tak sembarangan menjual senjata ke luar negeri. Kami juga terus memantau pihak-pihak yang membeli persenjataan kami,” tegasnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun