Suara.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengakui tidak semua penduduk di sekitar Gunung Agung, Kabupaten Karangasem bersedia mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Padahal, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menaikkan status Gunung Agung dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas) setelah terjadi erupsi.
"Masyarakat memang belum mau menggungsi semua dengan alasan ternak. Memang tidak mudah melakuakan penangangan bencana di Indonesia," ujar Sutopo saat menggelar konferensi pers penanganan erupsi Gunung Agung, di Ruang Pusdalops Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).
Bagi warga setempat, ternak merupakan harta berharga mereka.
"Kalau ternaknya diungsikan biasanya warga baru ikut (mengungsi). Tapi kalau ternaknya tidak diungsikan mereka tetap menjaga ternaknya," Sutopo menambahkan.
Ia menerangkan, masih ada ribuan hewan ternak warga seperti sapi, babi, dan kambing yang belum dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, tim kesehatan hewan masih terus melakukan evakuasi.
"Pada radius status siaga ada 14 ribu ekor hewan. Yang sudah dievakuasi (saat status) awas, sejak bulan September adalah 8.543 ekor ternak, yang sudah dievakuasi berada di 43 titik dan saat ini diperkirakan masih ada lebih dari 5.457 ekor ternak," kata dia.
Di sekitar 10 kilometer puncak Gunung Agung yang sudah ditetapkan sebagai status awas sekitar 22 desa dengan jumlah penduduk 90-100 ribu orang. Desa-desa yang paling berdampak itu di antaranya di desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Jungutan, Menanga, Besakih, dan Sebudi.
"Ada sekitar 40 ribu yang sudah mengungsi. Tapi pendataan terus dilakukan, karena pendataannya cukup sulit," katanya.
Baca Juga: Lahar Dingin Gunung Agung Mengalir, Jangan Beraktivitas di Sungai
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Prabowo Teken Inpres Soal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah, Begini Isinya
-
Pernyataan Terkini Kejagung Soal Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit Seret Anak 'Raja Tol' Jusuf Hamka
-
Papua Mencekam, OTK Bersenjata Serbu Proyek Vital, Ekskavator Jalan Trans Nabire-Timika Dibakar
-
Jejak 'Uang Haram' Zarof Ricar Terendus, Aset Baru Rp 35 M Atas Nama Anak Ikut Disita