Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menepis penilaian bahwa pemprov di bawah kepemimpinannya dan Gubernur Anies Baswedan cenderung tertutup atau tidak transparan.
Penilaian itu dilontarkan banyak pihak, setelah seluruh jendela kantor mereka, pendopo Balai Kota DKI, ditutup memakai tirai. Pemasangan tirai itu sejak Kamis (24/11).
Pada era Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, jendela tersebut dibiarkan terbuka agar warga yang datang hendak mengadu atau bertemu mereka bisa melihat situasi di dalam.
Sandiaga menuturkan, tirai berwarna putih tersebut dipasang hanya untuk menunjang pencahayaan saat jurnalis atau pihak lain ingin melakukan pemotretan atau perekaman video mereka.
"Kalau tak ada tirai, pencahayaannya dari luar terlalu bright (terang), sehingga kalau ‘ambil gambar’ dari dalam akan blacklight (gelap). Makanya, diusulkan dipasang tirai ini,” kata SAndiaga, Senin (27/11/2017).
Meski terpasang tirai dan tampak tertutup, Sandiaga memastikan warga yang datang untuk mengadu tetap diterima.
“Kami tak tertutup, silakan datang, kami sangat terbuka, transparan,” kilahnya.
Sandiaga juga mengakui, tak terusik oleh tudingan bahwa pemerintahannya cenderung tertutup dengan simbolisasi pemasangan tirai tersebut.
Baca Juga: Dua Anggota Al-Qaeda Dihukum Mati di Yaman
“Tidak kok, tidak terganggu. Saya sih orangnya terbuka kok,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Anggaran Kolam Ikan Dihapus, Sandiaga: Bagus, Itu Kebesaran!
-
Wisata Balai Kota Sepi, Begini 'Jurus' Sandi Dongkrak Pengunjung
-
Rekan Bisnis Sandiaga Uno Ajukan Penangguhan Penahanan
-
Sandiaga Uno: Saya Sudah Pengalaman dengan Dewi Perssik
-
Alexis Jadi 4Play? Sandiaga: Jangan Suudzon, Mungkin Sudah Tobat
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
'Saya Sedih Lihatnya!' Curhat Kapolda Metro Usai Teken Setumpuk Surat Pecat Anggota Nakal
-
Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya
-
Belum Ada Laporan soal Dugaan Penghinaan Bahlil Lahadalia, Polda Metro Jaya: Baru Tahap Konsultasi
-
Pramono Anung: Dikotomi Pesantren Tak Relevan! Kontribusi Santri Tak Terbantahkan
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Tragedi Udayana: Mahasiswa Tewas Lompat dari Lantai 4, Chat Olok-olok BEM Viral Jadi Sorotan
-
KPK Serahkan Tersangka Suap Izin Tambang Rudy Ong ke Jaksa Penuntut Umum
-
Menhan Sjafrie Bertemu Surya Paloh dan Petinggi PKS, Sinyal Konsolidasi Politik Presiden?
-
Viral! Suami di Aceh Ceraikan Istri 2 Hari Jelang Dilantik PPPK, Baju Dinas Dibeli dari Jual Cabai
-
Sambangi KPK, Gubernur Malut Sherly Tjoanda: Mau Konsultasi