Suara.com - Tersangka kasus ujaran kebencian Asma Dewi mengaku bingung dengan kasus yang dituduhkan kepada dirinya. Sebab, mula-mula ia diisukan bagian dari kelompok penyebar info hoax, Saracen. Namun, dalam berita acara pemeriksaan yang dipersoalkan justru postingan di Facebook-nya.
Bukan cuma itu, menurut Asma, saat pertama kali ditangkap, penyidik menuding dia anggota dari Partai Gerindra. Di sejumlah berita dia juga disebut pernah mentransfer uang ke Saracen senilai Rp75 juta.
"Makanya saya bilang kasus saya ini nggak jelas. Saat saya ditangkap itu saya dibilang Gerindra. Terus saat di dalam mobil itu dibilang saya akan diarahkan ke Saracen, di BAP jadi masalah Facebook. Saya bingung jadinya, sebenarnya masalah saya apa?," kata Asma di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2017).
Terkait tuduhan sebagai kader Partai Gerindra, Asma membantahnya. Dia tidak merasa menjadi bagian dari partai pimpinan Prabowo Subianto.
"Saya tidak ada afiliasi politik. Justru saya bingung pada saat ditangkap saya dibilang Gerindra. Padahal saya kader pun bukan, kartu tanda anggota tidak ada. Tidak pernah saya tercatat sebagai orang Gerindra," tutur Asma.
Bahkan, lanjut Asma, pada saat mau ditangkap, kurang lebih 15 orang dari kepolisian memasuki rumah dengan melompati pagar.
Menurut dia hal itu tidak wajar, sebab dia bukan seorang penjahat yang membahayakan.
"Ada 15 orang polisi lompat pagar seolah-olah saya teroris kelas kakap. Padahal saya kan cuma seorang ibu rumah tangga. Dibilang saya mau melarikan diri. Saya bilang saya ini nggak tahu kalau mau ditangkap. Saya mau menghilangkan barang bukti apa?," tutur Asma.
"Saya sewaktu itu sedang istirahat dengan dua anak saya, dengan celana pendek mau dipaksa dibawa, kan tidak benar cara itu," Asma menambahkan.
Baca Juga: Terkendala Genset, Kongres Alumni 212 Batal di Asrama Haji
Diketahui, Asma Dewi ditangkap tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri di rumah kakaknya di Komplek Angkatan Kepolisian Republik Indonesia, Ampera, Jakarta Selatan pada Jumat (8/9/2017).
Asma Dewi ditangkap karena beberapa postingan di akun media sosialnya yang diduga mengandung unsur ujaran kebencian, isu SARA dan penghinaan. Dia juga dikait-kaitkan dengan kelompok penyebar berita hoax Saracen.
Tag
Berita Terkait
-
Gerindra Dukung Pilkada Balik ke DPRD: Anggaran Rp37 Triliun Lebih Baik Buat Kesejahteraan Rakyat!
-
Terima Laporan Danantara, Prabowo Percepat Kampung Haji dan Hunian Warga Terdampak Bencana
-
Prabowo Subianto Kirim Hampers Sayuran ke Hotman Paris, Ternyata Ada Hubungan soal Penyakit
-
Presiden Prabowo Telepon Hotman di Hari Natal, Puji Buka Lapangan Kerja: Hebat Kau!
-
Prabowo Sampaikan 3 Arahan di Hambalang, Bahas Pemulihan Sumatra hingga Kampung Haji
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pemerintah Kaji Program Work from Mal, APBI Sebut Sejalan dengan Tren Kerja Fleksibel
-
KSAD Bongkar Ada Upaya Sabotase, Lepas Baut Jembatan Bailey di Wilayah Bencana
-
Lebih Rendah dari Bekasi dan Karawang, Buruh Desak Pramono Anung Revisi UMP Jakarta
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Said Iqbal Protes Polisi Blokade Aksi Buruh ke Istana, Singgung Cara Militeristik
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal
-
Rakernas PDIP Januari 2026, Hasto: Lingkungan dan Moratorium Hutan Akan Dibahas
-
Kasus Izin Tambang Nikel Konawe Utara Dihentikan, Ini Penjelasan KPK
-
John Kenedy Apresiasi Normalisasi Sungai di Wilayah Bencana, Pemulihan Bisa Lebih Cepat
-
Presiden Buruh: Tidak Masuk Akal Jika Biaya Hidup di Jakarta Lebih Rendah dari Kabupaten Bekasi