Suara.com - Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris di Jalan Ampel Kembang Nomor 25 Surabaya, Sabtu (9/12/2017).
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Ronny Suseno, saat dikonfirmasi membenarkan penangkapan tersebut.
Dia mengatakan, terduga teroris berinisial MM ditangkap setelah salat Subuh. Hanya saja Ronny tidak bersedia memberi informasi lebih lanjut, karena saat ini terduga teroris yang ditangkap masih dalam penyelidikan oleh Tim Densus 88/Antiteror Polri.
Sementara itu, warga di Jalan Ampel Kembang Surabaya mengenal terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Polri dengan nama Deny. Noval Salim, warga setempat, mengatakan Deny tinggal di Jalan Ampel Kembang sejak sekitar empat tahun terakhir.
"Saya tidak menyangka kalau Pak Deny ditangkap atas tuduhan terduga teroris. Karena orangnya baik, suka membantu kalau di kampung ini ada kegiatan," katanya.
Dia mencontohkan, setiap ada tetangga yang meninggal dunia, Deny selalu ikut membantu hingga proses pemakaman selesai. Menurutnya, Deny tinggal di Jalan Ampel Kembang bersama seorang istri dan tiga anaknya yang masih kecil-kecil.
"Pekerjaannya jualan obat herbal. Saya mengenalnya sebagai seorang pekerja keras," ucapnya.
Selain itu, warga sekitar mengenal Deny sebagai seorang yang rajin beribadah, karena sering salat berjamaah di masjid-masdjid sekitar kampung Ampel Surabaya.
Menurut Noval, sering kali pula Deny menjadi imam di masjid-masjid sekitar Ampel.
"Bukan di Masjid Agung Ampel. Di kampung Ampel ini terdapat banyak masjid, warga di sini sudah terbiasa salat berjamaah dengan berpindah-pindah masjid yang ada di sekitar sini. Istilahnya kita beri'tikaf," ujarnya menjelaskan.
Namun, kata dia, Deny hanya sebatas sebagai imam pengganti di masjid-masjid sekitar Kampung Ampel, ketika imam masjid yang sebenarnya berhalangan hadir.
"Ya, sebatas menjadi imam gitu. Sama sekali tidak pernah berdakwah atau berceramah," katanya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO