Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham. [Suara.com/Dian Rosmala]
Sekretaris Jenderal Partai Golkat Idrus Marham kembali menjelaskan ikhwal kedatangannya ke sidang perdana terdakwa kasus korupsi KTP berbasis elektronik Setya Novanto di pengadilan tindak pidana korupsi Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017), karena merasa sesama kader.
"Sesuai dengan ajaran agama yang saya yakini kebenarannya bahwa apabila ada saudara kita terkena musibah, menghadapi masalah dan menghadapi kesulitan, maka kita sesama anak bangsa, muslim harus hadir memberi pertolongan, ataupun dorongan sesuai kemampuan yang ada," kata Idrus di DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (14/12/2017).
Idrus ingin menunjukkan sikapnya patut dicontoh dalam dunia politik. Sebagai sesama kader partai mesti saling mendukung dalam suka maupun duka.
"Mestinya ini juga dalam perspektif politik Indonesia, itu jangan ramai-ramai begitu dia lagi enak-enaknya, ramai semua seperti apa. Tapi jika begitu ada masalah semua lari lagi," ujar Idrus.
Menurut Idrus sifat hanya mendukung dikala senang tidak baik untuk dicontoh, terutama dalam kehidupan dan kebangsaan. Idrus mengatakan hubungan politik tidak selalu soal kepentingan -- politik bisa berubah-rubah -- silaturahmi harus tetap dijaga.
"Kalau istilahnya dalam NU, ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah dan ukhuwah Basyariyah yang harus kita pertahankan sedemikian rupa, agar ini tidak bisa putus hanya karena ada masalah-masalah politik," tutur Idrus.
Dikatakan Idrus, urusan politik dan persaudaraan tidak bisa disatukan. Keduanya harus dipisahkan supaya ruang-ruang persaudaraan tetap terbuka, tanpa ditutupi oleh urusan politik.
"Saya selaku Sekjen DPP Partai Golkar dan kemarin itu selaku pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar sangat menghormati proses hukum yang ada. Apapun dinamika yang harus kita hormati dan dalam proses-proses hukum itu harus saling menghargai dan harus saling percaya dan mempercayai," kata Idrus.
"Sesuai dengan ajaran agama yang saya yakini kebenarannya bahwa apabila ada saudara kita terkena musibah, menghadapi masalah dan menghadapi kesulitan, maka kita sesama anak bangsa, muslim harus hadir memberi pertolongan, ataupun dorongan sesuai kemampuan yang ada," kata Idrus di DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (14/12/2017).
Idrus ingin menunjukkan sikapnya patut dicontoh dalam dunia politik. Sebagai sesama kader partai mesti saling mendukung dalam suka maupun duka.
"Mestinya ini juga dalam perspektif politik Indonesia, itu jangan ramai-ramai begitu dia lagi enak-enaknya, ramai semua seperti apa. Tapi jika begitu ada masalah semua lari lagi," ujar Idrus.
Menurut Idrus sifat hanya mendukung dikala senang tidak baik untuk dicontoh, terutama dalam kehidupan dan kebangsaan. Idrus mengatakan hubungan politik tidak selalu soal kepentingan -- politik bisa berubah-rubah -- silaturahmi harus tetap dijaga.
"Kalau istilahnya dalam NU, ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah dan ukhuwah Basyariyah yang harus kita pertahankan sedemikian rupa, agar ini tidak bisa putus hanya karena ada masalah-masalah politik," tutur Idrus.
Dikatakan Idrus, urusan politik dan persaudaraan tidak bisa disatukan. Keduanya harus dipisahkan supaya ruang-ruang persaudaraan tetap terbuka, tanpa ditutupi oleh urusan politik.
"Saya selaku Sekjen DPP Partai Golkar dan kemarin itu selaku pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar sangat menghormati proses hukum yang ada. Apapun dinamika yang harus kita hormati dan dalam proses-proses hukum itu harus saling menghargai dan harus saling percaya dan mempercayai," kata Idrus.
Komentar
Berita Terkait
-
Idrus Marham Usul Muktamar PBNU Dipercepat ke Mei 2026 demi Akhiri Konflik
-
Mengintip Rumah Setya Novanto di Kupang yang Dilelang KPK, Harganya Miliaran!
-
Prihatin PBNU Jadi Ajang Rebutan Kekuasaan, Idrus Marham: NU Milik Rakyat, Bukan Elite Kecil!
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto, Waketum Golkar Tak Mau Ada Polemik Berkepanjangan
-
Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Digugat! Cacat Hukum? Ini Kata Penggugat
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Bambang Tri Siap Jadi Saksi Sidang Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Baru dari Buku Sri Adiningsih
-
Wamenkum: Penyadapan Belum Bisa Dilakukan Meski Diatur dalam KUHAP Nasional
-
Hindari Overkapasitas Lapas, KUHP Nasional Tak Lagi Berorientasi pada Pidana Penjara
-
Kayu Hanyutan Banjir Disulap Jadi Rumah, UGM Tawarkan Huntara yang Lebih Manusiawi
-
Video Viral Badan Pesawat di Jalan Soetta, Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Libur Natal dan Tahun Baru, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan Tiga Hari!
-
KemenHAM: Pelanggaran HAM oleh Perusahaan Paling Banyak Terjadi di Sektor Lahan
-
Pemerintah Terbitkan PP, Wahyuni Sabran: Perpol 10/2025 Kini Punya Benteng Hukum
-
Komisi III DPR Soroti OTT Jaksa, Dorong Penguatan Pengawasan
-
Perpres Baru Bisnis dan HAM Masih Menunggu Teken Menko Airlangga