Suara.com - Sebagian besar warga yang melakukan evakuasi mandiri pascagempa berpotensi tsunami, Jumat (15/12) malam, telah kembali ke rumah masing-masing, demikian kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy.
"Alhamdulillah, peringatan dini tsunami telah dicabut. Warga yang mengungsi ke arah bandara atau Jeruklegi dan sebagainya telah diimbau untuk pulang," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu dini hari (16/12/2017).
Kendati demikian, pihaknya masih siaga di Pusat Pengendali Operasi BPBD Cilacap sembari mendata dampak gempa berkekuatan 6,9 SR yang terjadi pada Jumat (15/12), pukul 23.47 WIB itu.
Ia mengakui saat peringatan dini tsunami diberlakukan, sebagian sirine di wilayah kota Cilacap tidak berbunyi karena listrik padam.
"Ada yang bunyi dan ada yang tidak bunyi karena saat gempa terjadi, listrik di sebagian wilayah Cilacap padam," katanya.
Ia mengatakan di Cilacap saat sekarang terdapat 29 sirine peringatan dini tsunami yang terpasang di sepanjang pesisir selatan kabupaten itu, sembilan unit di antaranya di wilayah kota.
Akan tetapi, kata dia, seluruh sirine itu mengandalkan pasokan listrik dari PLN sehingga sangat riskan jika aliran listriknya padam. Oleh karena itu, pihaknya berencana untuk memasang panel surya sebagai pemasok listrik sirine peringatan dini tsunami.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 6,9 SR pada 15 Desember 2017, pukul 23.47 WIB, dinyatakan telah berakhir sejak Sabtu pukul 02.26 WIB.
"Tadi banyak sekali warga yang datang ke kantor kami. Namun sekarang mereka telah pulang ke rumah masing-masing," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Gempa Magnitude 6.0 Guncang Jepang, Tidak ada Peringatan Tsunami
-
Ratusan Rumah Luluh Lantak! BMKG Catat Ada 166 Kali Gempa Susulan di Sumenep
-
Sesar Lembang: Benarkah Ancaman Gempa Besar Mengintai Bandung Raya?
-
Gempa Filipina dan Sumenep Saling Berhubungan? Cek Faktanya
-
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumenep M 6.5: Sesar Aktif Bawah Laut, Mekanisme Thrust Fault
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre