Nurdin Halid [suara.com/Dian Rosmala]
Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan akan mengevaluasi posisi Fraksi Golkar dalam panitia khusus hak angket terhadap KPK. Perkembangan ini terjadi setelah Airlangga Hartarto dipilih menjadi ketua umum Golkar menggantikan Setya Novanto yang ditahan KPK gara-gara terjerat kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
"Dalam rapat pleno mendatang tentu berbagai hal akan kita bicarakan, ya tergantung kebijakan ketua umum. Yang pasti Golkar akan bersahabat dengan rakyat, artinya apa yang jadi aspirasi rakyat diperjuangkan Partai Golkar. Tidak melihat kepentingan politik partai, tapi politik rakyat," kata Nurdin di Jakarta Convention Center Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017)
Hak angket terhadap KPK muncul setelah dalam rapat kerja Komisi III, KPK menolak permintaan untuk mengungkap isi rekaman berita acara pemeriksaan terhadap anggota DPR Miryam S. Haryani. Sebelum itu, Miryam mencabut BAP yang menyebutkan dia berada dalam tekanan DPR ketika bersaksi di sidang kasus dugaan korupsi e-KTP. Tetapi, setelah itu, dia bilang ditekan penyidik lembaga KPK.
Nurdin mengatakan keberadaan pansus hak angket tidak boleh berlama-lama kalau tidak jelas.
"Jangan sampai hak angket berlama-lama, kemudian tidak ada jelasan, ya baik untuk institusi yang dibuatkan hak angket, maupun terhadap pandangan masyarakat. Oleh karena kita akan lakukan evaluasi," tutur Nurdin.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Aziz Syamsudin mengatakan pembahasan seputar pansus angket KPK akan segera dilakukan. Jika tidak sesuai kebijakan partai, akan dicabut.
"Mekanismenya itu kan dua kali masa sidang. Ini sudah terlewati masa sidang dan tentu nanti akan berkoordinasi dengan ketum apabila nanti hal-hal (negatif) dirasakan, nanti akan kita cabut saja. Kita hentikan untuk hak angket pansus itu," kata Aziz.
"Dalam rapat pleno mendatang tentu berbagai hal akan kita bicarakan, ya tergantung kebijakan ketua umum. Yang pasti Golkar akan bersahabat dengan rakyat, artinya apa yang jadi aspirasi rakyat diperjuangkan Partai Golkar. Tidak melihat kepentingan politik partai, tapi politik rakyat," kata Nurdin di Jakarta Convention Center Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017)
Hak angket terhadap KPK muncul setelah dalam rapat kerja Komisi III, KPK menolak permintaan untuk mengungkap isi rekaman berita acara pemeriksaan terhadap anggota DPR Miryam S. Haryani. Sebelum itu, Miryam mencabut BAP yang menyebutkan dia berada dalam tekanan DPR ketika bersaksi di sidang kasus dugaan korupsi e-KTP. Tetapi, setelah itu, dia bilang ditekan penyidik lembaga KPK.
Nurdin mengatakan keberadaan pansus hak angket tidak boleh berlama-lama kalau tidak jelas.
"Jangan sampai hak angket berlama-lama, kemudian tidak ada jelasan, ya baik untuk institusi yang dibuatkan hak angket, maupun terhadap pandangan masyarakat. Oleh karena kita akan lakukan evaluasi," tutur Nurdin.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Aziz Syamsudin mengatakan pembahasan seputar pansus angket KPK akan segera dilakukan. Jika tidak sesuai kebijakan partai, akan dicabut.
"Mekanismenya itu kan dua kali masa sidang. Ini sudah terlewati masa sidang dan tentu nanti akan berkoordinasi dengan ketum apabila nanti hal-hal (negatif) dirasakan, nanti akan kita cabut saja. Kita hentikan untuk hak angket pansus itu," kata Aziz.
Komentar
Berita Terkait
-
Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Digugat! Cacat Hukum? Ini Kata Penggugat
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Bahlil 'Dihujat' di Medsos, Waketum Golkar Idrus Marham: Paradoks Demokrasi
-
Penyebar Meme Bikin Underbow Golkar Ngamuk, Bahlil Lahadalia Justru Santai: Sudahlah Saya Maafkan
-
'Harus Adil' Permintaan Khusus Golkar Jelang Sidang MKD yang Putuskan Nasib Adies Kadir
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting