Suara.com - Israel telah menolak resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengecam deklarasi Amerika Serikat pengakuan status Yerusalem sebagai milik negara-bangsa tersebut.
"Israel benar-benar menolak resolusi yang tidak masuk akal ini," pungkas Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menanggapi resolusi PBB, seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (22/12/2017).
PBB pada Kamis (21/12) menyetujui sebuah resolusi yang meminta AS untuk menarik kembali pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sebanyak 128 anggota menyetujui resolusi tersebut, sembilan negara menolak, dan 35 lainnya memilih abstain.
Netanyahu berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump dan negara-negara lain yang mendukung Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Emmanuel Nahshon juga mengecam resolusi tersebut.
Pemungutan suara pada Kamis digelar setelah AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menolak pendirian fasilitas diplomatik di kota yang diperebutkan tersebut.
Tidak seperti 15 negara anggota DK-PBB, AS tidak memiliki hak veto di Majelis Umum.
Baca Juga: MA Kabulkan PK, Hukuman Kaligis Dipotong Tiga Tahun
Sebelumnya, beberapa jam menjelang pemungutan suara yang dilaksanakan oleh Majelis Umum PBB, Netanyahu mengutarakan bahwa organisasi itu adalah “rumah kebohongan".
"AS butuh waktu 70 tahun untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan akan memakan waktu bertahun-tahun bagi PBB untuk mengakuinya," kata Netanyahu dalam sebuah kunjungan ke Israel selatan, Kamis.
"Yerusalem adalah ibu kota Israel, Meski PBB tidak mengakuinya, Israel akan tetap membangun Yerusalem sebagai ibu kota Israel," tambahnya.
Dia kembali meyakinkan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, " Kedutaan besar negara-negara di dunia terutama Kedubes AS, akan dipindahkan ke Yerusalem. Ini adalah realita yang tak bisa dihindarkan."
Untuk diketahui, 193 anggota Majelis Umum PBB melakukan pemungutan suara atas resolusi yang menolak keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu.
128 anggota PBB mengutuk kebijakan Trump di Yerusalem dengan suara "ya", sembilan negara menolak sementara 35 lainnya abstain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Sepekan Pasca-Ledakan, SMAN 72 Jakarta Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
-
Celoteh Akademisi Soal MK: Penugasan Polisi Aktif ke Luar Instansi Dibolehkan, Kok Bisa?
-
Polda Metro Bentuk 'Polisi Siswa Keamanan', Apa Peran dan Tujuannya?
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
-
Pegawai Bandara Soetta Dalangi Penipuan Lowongan Pilot, Raup Rp1,3 Miliar dari Korban
-
Mahfud MD: Utang Whoosh Wajib Dibayar, tapi Korupsi Harus Tetap Diusut KPK
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Dasco: DPR Kaji Putusan MK soal Anggota Polri Tak Boleh Duduki Jabatan Sipil
-
Kontroversial! Mahasiswa Diskorsing Usai Rencanakan Diskusi 'Soeharto Bukan Pahlawan' di Kampus
-
Kaesang Blak-blakan Soal Cacian PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!