Suara.com - Ajang BWF World Super Series Finals 2017 rupanya jadi akhir kisah kebersamaan Praveen Jordan/Debby Susanto sebagai pasangan ganda campuran.
Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) memutuskan 'menceraikan' mereka setelah kurang lebih empat tahun lamanya berduet.
Penyegaran menjadi salah satu alasan PBSI mengganti partner bermain peraih medali emas ganda campuran SEA Games 2015 Singapura ini.
"Penampilan Praveen/Debby di turnamen terakhir memang kurang memuaskan. Mereka memang butuh penyegaran, sepertinya memang stuck," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (21/12/2017).
"Seharusnya Praveen/Debby bukan hanya menjadi pelapis Tontowi (Ahmad)/Liliyana (Natsir). Tapi juga mendampingi dan bisa berbagi beban," Susy menambahkan.
Legenda bulutangkis nasional ini berharap Praveen/Debby bisa lebih termotivasi dalam pertandingan bersama pasangan barunya nanti.
Rencananya, Praveen akan dipasangkan dengan Melati Daeva Oktavianti. Sedangkan Debby bersama Ricky Karanda Suwardi.
"Saat ini kami mencari komposisi pasangan ganda campuran yang terbaik, yang diharapkan bisa segera ke atas, karena sudah tidak bisa menunggu lagi. Kita tidak bisa mengandalkan Tontowi/Liliyana terus," jelas peraih medali emas Barcelona 1992.
Baca Juga: Khawatir Salah Pergaulan, Pelatih Larang Kevin/Marcus Pacaran?
Foto: Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. [Humas PBSI]
Pada ajang BWF World Super Series Finals 2017 pekan lalu, Praveen/Debby memang gagal mengulangi pencapaiannya di turnamen serupa tahun lalu.
Di ajang BWF World Super Series Finals tahun ini yang kembali diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, Praveen/Debby tak satupun meraih kemenangan dari tiga pertandingan di penyisihan Grup A.
Akibatnya, mereka menjadi juru kunci grup dan gagal melaju ke semifinal. Berbeda dengan tahun lalu, dimana Praveen/Debby lolos ke semifinal sebelum dihentikan pasangan suami-istri, Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris).
Berita Terkait
-
Bulu Tangkis Dapat Dukungan Maksimal di POPNAS 2025: Persaingan Pelajar dari 38 Provinsi Memanas
-
Amri Syahnawi Sakit Cacar, Batal Tampil di Australia Open 2025
-
Bentrok dengan Jadwal Ujian Akademik, Zaki Ubaidillah Tak Bisa Ikuti Australian Open 2025
-
Dampingi Istri akan Melahirkan, Anthony Ginting Absen dari Australia Open 2025
-
Ni Kadek Dhinda Jadi Harapan Regenerasi Tunggal Putri Pelatnas PBSI
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional