Suara.com - Pengamat politik yang sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menyoroti Partai Gerindra yang tidak banyak mengusung kadernya sendiri sebagai calon Kepala Daerah. Di sejumlah daerah, Gerindra justru mengusung calon dari luar partai.
"Kalau Gerindra partai yang sudah lebih dari 10 tahun, tentu saja kita pertanyakan, kok masih mengusung orang di luar partainya?" kata Ray kepada suara.com, Kamis (28/12/ 2017).
Berbeda halnya dengan Partai baru seperti Nasdem. Sudah maklum jika partai besutan Surya Paloh belum memiliki tokoh yang layak dijual di sejumlah daerah.
"Tapi kalau Partai Gerindra kan ini menjadi aneh. Misalnya di Jakarta Anies Baswedan, di Jawa Tengah Sudirman Said, semuanya bukan orang Gerindra. Sumatera Utara, Edy Rahmayadi," ujar Ray.
Dalam catatan Ray, Partai Gerindra adalah partai yang paling banyak mengusung calob gubernur di luar kader sendiri, dibandingkan dengan partai besar lainnya seperti Golkar, PDIP, PPP, dan PKB.
"Nah itu menurut saya kurang tepat karena bagaimanapun partai itu mestinya mengutamakan kadernya selama dia punya kader. Kecuali nggak ada seperti Nasdem, ya itu kan nggak punya di daerah tertentu, dia nggak punya kader, tapi masa di Jawa Tengah Gerindra nggak punya orang baik," tutur Ray.
Ray mengatakan, fenomena ini tidak cuma persoalan kaderisasi yang tak matang. Kaderisasi di partai besutan Prabowo Subianto sudah berjalan, tapi tidak cenderung tidak berguna.
"Persoalannya bukan saja kaderisasi yang nggak bagus, tapi persoalannya adalah sudah dilakukan kaderisasi tapi juga nggak berguna. Karena di ujung-ujungnya mengusung orang lain, padahal sudah dibuat sistem kaderisasinya," kata Ray.
"Semua kan disurvei. Itu kan bagian dari kaderisasi yang dibangun, tetapi tetap saja yang diusung orang lain. Misalnya dilakukan fit and proper test. Beberapa partai melakukannya, yang terpilih adalah orang yang tidak pernah ikut fit and proper test. Itulah partai-partai sekarang," tambah Ray.
Baca Juga: Resmi Berkoalisi, Ini Cagub PKS, Gerindra dan PAN di 5 Daerah
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat