Suara.com - Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone mengatakan salah satu syarat kandidat Gubernur atau Wakil Gubenur yang akan diusung Golkar pada Pilkada 2018 adalah kesiapan mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden periode 2019-2024.
"Secara tidak langsung iya (kontrak politik dengan Jokowi). Sebab kan sudah memutuskan mendukung Jokowi. Maka mau nggak mau jadi prasyarat kita (cagub-cawagub)," kata Happy di Kantor SMRC, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1 /1/2018).
Pertimbangan itu lah yang membuat Golkar belum memutuskan duet Dedi Mulyadi dengan Deddy Mizwar di Pilkada Jawa Barat. Sebab, Deddy Mizwar merupakan kandidat yang diusulkan oleh Partai Demokrat yang belum tentu akan mendukung Jokowi pada Pilpres 2019.
Namun demikian, posisi Demokrat yang hingga saat ini masih netral untuk Pilpres, menjadi peluang bagi Golkar untuk membujuk Partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono mendukung Jokowi sebagai calon Presiden untuk kedua kalinya.
"Misalkan kita jadi dengan Demokrat, paling tidak dia kan posisinya netral. Bukan oposisi kayak Partai Gerindra. Maka akan mudah bagi kami untuk berbicara. Kalau memang nantinya memberi dukungan Jokowi," tutur Happy.
Meskipun tidak ada kontrak politik secara tertulis antara Golkar dan Jokowi, namun Partai Berlambang Pohon Beringin telah berkomitmen menggerakkan semua mesin politik untuk mendukung Jokowi. Termasuk melalui kader-kader di daerah.
"Semacam komitmen moral politik. Tentu akan sangat mempermudah kita bersama-sama Demokrat," ujar Happy.
Terkait Pilkada Jabar, kata Happy, hingga saat ini masih sangat cair. Sebab, yang sudah menentukan pasangan calonnya yaitu baru PKS, Gerindra dan PAN. Sedangkan partai lain di luar itu belum menentukan pasangan calon.
Dedi Mulyadi yang sudah merasa cocok berpasangan dengan Deddy Mizwar, belum disetujui oleh DPP Partai Golkar. Namun, apapun hasil akhirnya, Happy berharap yang terbaik buat Golkar dan Dedi sendiri.
Baca Juga: Golkar Galau Tentukan "Menantu" di Pilkada Jabar Buat Dedi
"Politik kan masih cair, sama kayak menjodohkan anak. Anaknya mau pasangannya nggak mau. Pasangan mau, anaknya nggak mau. Tentu ya kami melihat mana yang paling tepat dari yang ada, mana yang terbaik," kata Happy.
"Mudah-mudahan keputusan nanti akan bermanfat bagi Golkar. Karena Jabar ini kan barometer nasional, siapa yang menang di Jabar, akan menang di Nasional. Maka kami nggak mau sekadar memilih pasangan, tapi ingin menang. Maka kami berhati-hati pilih pasangan," tambah Happy.
Berita Terkait
-
Golkar Galau Tentukan "Menantu" di Pilkada Jabar Buat Dedi
-
Jika Jadi Capres, Idrus dan Airlangga Efeknya Negatif Buat Golkar
-
Dengan Demiz, Dedi Mulyadi Merasa Chemistry seperti Kakak-adik
-
Duet Dedi Mulyadi - Deddy Mizwar Dianggap Tandem Ideal
-
Demokrat Tak Ikut Campur Pasangan Cagub Jabar dari Golkar
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!