Suara.com - Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia Dian Kartika Sari menyatakan, organisasnya berencana bertemu Kementerian Agama, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan juga kepolisian untuk meminta pengawasan paparan kelompok radikal dan ekstrimis terhadap organisasi perempuan yang ada di daerah.
Organisasi yang berdiri sejak 1998 tersebut menjadikan pencegahan radikalisme dan ekstrimisme terhadap perempuan, sebagai salah satu program utama mereka tahun ini.
Rencana pertemuan dengan tiga lembaga itu, kata Dian, didasari oleh temuan adanya perekrutan beberapa anggota KPI oleh organisasi massa Hizbut Tahrir Indonesia, sebelum ormas tersebut dibubarkan.
Kepada Anadolu Agency, Dian mengungkapkan penarikan anggota KPI oleh HTI itu dialami oleh empat wanita yang memegang posisi penting di beberapa kantor cabang KPI.
Dia menyebut, empat orang yang mengalami perekrutan kelompok radikal tersebut adalah anggota KPI dari Kabupaten Bandung, Pontianak, Samarinda, dan Lombok Barat.
Dian membeberkan, kelompok radikal banyak mengincar anggota KPI yang duduk di kursi ketua kelompok, ketua tingkat desa, pengurus ataupun pengawas.
Berbagai cara, ujar Dian, dilakukan kelompok esktrimis demi mendapatkan perhatian pengurus KPI yang telah ditargetkan.
Pertama, sebut Dian, perwakilan dari kelompok radikal itu mengajak anggota KPI untuk berbicara dan berdiskusi tentang Alquran. Seiring perjalanan, anggota KPI tersebut akan didoktrin secara perlahan tentang paham radikal.
Baca Juga: Kecewa dengan KPU dan Bawaslu, Rhoma Irama Ingin Gugat
“Beberapa kawan yang sudah sadar, mereka minta setop dan tidak ingin melanjutkan diskusi itu. Tapi empat orang yang percaya itu memilih untuk keluar dari KPI,” kata Dian.
Usaha kelompok radikal dipastikan KPI tidak berhenti sampai di situ. Ada cara lain yang juga digunakan untuk menyeret anggota KPI masuk ke dalam ormas tersebut.
Salah satunya, sebut Dian, adalah dengan mengundang anggota KPI sebagai narasumber dalam sebuah diskusi.
“Nah, ketika dia ngomong sebagai narasumber, dia direkam pakai video (oleh kelompok radikal tersebut). Video itu nantinya dikirim ke anggota-anggota KPI yang lain sambil mengklaim bahwa pengurus-pengurus KPI sudah bergabung dengan kelompok radikal itu,” jelas Dian.
Lebih lanjut, KPI juga melakukan identifikasi atas temuan-temuan di lapangan. Dian berujar, timnya mendapati bahwa kelompok ekstrim menargetkan pengurus KPI dikarenakan alasan telah mengenyam pendidikan organisasi yang lebih tinggi.
“Pengurus di sini kan harus melalui beberapa tahapan pendidikan, mulai dari pendidikan kader dasar, menengah dan advokasi. Tidak hanya itu, mereka (kelompok ekstrimis) juga menargetkan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus,” ungkap Dian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku