Suara.com - Lebih dari 40 orang tewas setelah sejumlah lelaki bersenjata dan berseragam tentara menyerbu Intercontinental Hotel dan terlibat kontak tembak dengan pasukan khusus di Kabul, Afghanistan, Sabtu (20/1/2018) malam.
Baku tembak berlangsung selama lebih dari 13 jam, setelah sejumlah tamu hotel berhasil melarikan diri, dimana sebagian bangunan hotel terbakar.
Beberapa tamu terlihat turun bersama-sama menggunakan seprai dari jendela lantai atas, sementara yang lain diselamatkan pasukan Afghanistan.
Hotel mewah yang dijaga ketat ini populer di kalangan wisatawan asing dan pejabat Afghanistan.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish, mengatakan dalam jumpa pers, Minggu (21/1/2018), diantara yang tewas termasuk seorang warga negara asing dan seorang pejabat telekomunikasi dari barat Provinsi Farah, yang tengah menghadiri sebuah konferensi.
"Enam orang lainnya, termasuk tiga pasukan keamanan, dilaporkan terluka dan lebih dari 150 orang, termasuk 41 warga negara asing, diselamatkan dari hotel tersebut," kata Danish, dikutip dari Fox News.
Pemerintah Ukraina menyatakan salah satu warganya terbunuh dalam serangan itu. Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Vasyl Kyrylych, dalam sebuah pernyataan singkat di Twitter, tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Sementara itu, pejabat pemerintah Afghanistan mengatakan kepada Fox News, sejumlah mayat masih ditemukan pada hari Minggu, dan jumlah korban tewas masih belum rincian pastinya.
Abdul Rahman Naseri, tamu yang berada di hotel saat penyerangan, mengatakan bahwa dia berada di lorong hotel dan melihat ada empat pemberontak mengenakan seragam tentara.
Baca Juga: Sedang Cari Kayu, Sarju Tewas Diserang Dua Anjing Pitbull
"Mereka berteriak dalam (bahasa) Pashto. Salah satu dari mereka berteriak, 'Jangan biarkan salah satu dari mereka hidup, baik atau buruk. Tembak dan bunuh mereka semua'," Naseri menceritakan.
Pihak Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang dimulai, Sabtu sekitar pukul 9 malam. Mereka mengatakan, lima anggotanya yang memegang senjata dan rompi bunuh diri menargetkan warga asing dan pejabat Afghanistan.
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, bahwa mereka berencana menyerang hotel tersebut pada, Kamis (18/1/2018) malam.
Namun, serangan itu ditunda karena ada sebuah pernikahan yang sedang berlangsung dan mereka ingin menghindari adanya korban sipil.
Berita Terkait
-
Sedan Mewah BMW Disulap Jadi Senjata Mematikan di Perang Rusia vs Ukraina, Ini Penampakannya
-
Isu Damai Ukraina Redam Efek Blokade Tanker Venezuela, Begini Dampaknya ke Harga Minyak
-
Review Film 13 Days, 13 Nights: Ketegangan Evakuasi di Tengah Badai Taliban
-
Karier Anjlok! Mykhailo Mudryk Kena Skors Doping, Kini Kena Sanksi Gara-gara Kaca Mobil
-
Harga Minyak Melemah: Dibayangi Ketidakpastian Damai Rusia-Ukraina dan Keputusan The Fed
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret