Dua jenderal yang ditunjuk sebagai Plt Gubernur yaitu Asisten Kapolri bidang Operasi Irjen Mochamad Iriawan dan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Martuani Sormin.
Riza mengatakan, selama ini yang ditunjuk sebagai Plt untuk mengisi kekosongan kepala daerah adalah pegawai negeri sipil di luar Polri dan TNI. Namun kenapa yang ditunjuk pada Pilkada kali ini dari Polri.
Menurut dia, di luar TNI dan Polri masih banyak pegawai negeri sipil yang memiliki kemampuan untuk mengisi kekosongan jabatan kepala daerah.
"Menurut saya masih banyak. Kita punya 34 Gubernur. Di Pemda itu banyak eselon 1. Bisa diberdayakan. Di Kementerian banyak eselon satu yang bisa diberdayakan. Di Setneg, Setkab, ada Deputi," tutur Riza.
Mestinya yang diberdayakan adalah PNS di luar TNI-Polri. Hal itu lebih baik agar tidak menimbulkan curiga dari masyarakat.
"Terlebih Pilkada ini kan dianggap rawan. Karena rawan kita harus menjaga se neteral betul, se independen betul," ujar Riza.
Riza juga tak menerima jika alasan penunjukan dua jenderal itu untuk menjaga kerawan dalam momentum Pilkada.
Kata dia, jika ingin jaga kerawanan, maka dimulai dengan memastikan adanya keadilan dan kesetaraan.
"Kalau ada (kandidat) polisi di sana (Jabar dan Sumut) bukan menjaga kerawanan, justru menimbulkan kerawanan. Karena nanti masyarakat punya persepsi yang berbeda. Itu berbahaya malah," kata Riza.
Baca Juga: Mendagri Tunjuk 2 Jenderal Jadi Plt Gubernur, Ini Reaksi Gerindra
Bahkan, katanya, itu menimbulkan kecemberuan dari Pihak TNI. Sebab, di dua daerah itu kandidatnya juga ada dari unsur TNI.
"Nanti yang militer protes kenapa harus polisi. Itu juga jadi masalah. Saran saya lebih baik tidak ambil polisi maupun militer. Ambilah dari PNS lainnya. Seperti biasanya. Kalau kurang dari Kemendagri, ada dari Pemda lainnya. Atau dari Kementerian di tingkat pusat," kata Riza.
Berita Terkait
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Revisi UU ASN Sudah Masuk Prolegnas, Tapi Belum Dibahas Komisi II DPR: Ada Apa?
-
Komisioner KPU Kena Sanksi Jet Pribadi: DPR Turun Tangan, Ini yang akan Dilakukan!
-
Lempar 'Bom' di Medsos soal 'Ramai dan Sunyi', Dasco: Nah Pada Kepo ya
-
Doktrin 'Perkalian Nol' Dasco: Ramai di Akhir Cerita Tapi Sunyi saat Bab Perjuangan Ditulis
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
Terkini
-
Tiba-tiba Disorot Media Asing: IKN Terancam Jadi 'Kota Hantu' di Tengah Anggaran Seret
-
Minta Pemerintah Bikin Badan Pendidikan Madrasah, PGMNI: Kemenag Biar Urus Agama Saja
-
Direktur Mecimapro Ditahan, Ini Kronologi Kasus Penipuan Konser TWICE Puluhan Miliar
-
Air di Jakarta Mati Sementara di 53 Kelurahan, Pramono Minta PAM Jaya Gerak Cepat: Jangan Lama-Lama!
-
Plot Twist Senayan, Alasan MKD Putuskan Keponakan Prabowo Tetap Jadi Anggota DPR
-
Pengunduran Diri Ditolak, MKD Putuskan Keponakan Prabowo Rahayu Saraswati Tetap Jadi Anggota DPR
-
Skandal Impor Pakaian Bekas Ilegal: Malaysia dan China 'Hilang' dari Catatan Pemerintah, Kok Bisa?
-
MKD Akhirnya 'Spill' Hasil Rapat Awal, Putuskan Sahroni hingga Nafa Urbach Lanjut Proses Sidang
-
Tuntut Kenaikan Upah, KSPI Ancam Gelar Mogok Nasional Libatkan 5 Juta Buruh
-
Tewas Ditembak Usai Rusak Pos Polisi, Pria di OKU Diduga Bukan ODGJ: Fakta Sebenarnya?