Rahmat menilai, baru mencuatnya persoalan gizi buruk yang mendera suku Asmat erat terkait politik pencitraan menjelang Pilkada 2018, serta Pemilu dan Pilpres 2019.
“Kami mengecam keras jika isu gizi buruk yang terjadi di Asmat dijadikan pencitraan pemerintah yang berkuasa, dan komoditas politik bagi para kontestan dalam perebutan kekuasaan dipilkada 2018 maupun pilpres nanti 2019,” kecamnya.
Karenanya, Rahmat mengatakan AGRA menuntut pemerintahan Jokowi serius menangani persoalan gizi buruk di suku Asmat maupun seluruh anak Indonesia.
“Sudah selayaknya pemerintah meminta maaf, karena telah mengabaikan hak suku Asmat. Presiden Jokowi harus mengambil tanggung jawab untuk segera mengembalikan seluruh hak yang dirampas oleh korporasi, yang difasilitasi oleh pemerintah di masa lampau. Kami menuntut Presiden Jokowi memastikan secepatnya penanganan wabah cacar dan kesehatan, pemenuhan kebutuhan pangan dan nutrisi suku asmat,” katanya.
Selain itu, AGRA juga menyatakan sikap menolak solusi percepatan pembangunan infrastruktur sebagai solusi gizi buruk suku Asmat.
“Terlalu sederhana pengambilan kesimpulan masalah gizi buruk suku asmat karena bukurnya pasilitas transportasi. Kami berpendapat, perlu perhatian semua pihak atas proyek infrastruktur pemerintah Joowi, termasuk wacana sebagai solusi masalah suku Asmat,” terangnya.
AGRA, sambung Rahmat, tidak menginginkan kebijakan pembangunan infrastruktur justru bukan untuk rakyat, melainkan menguntungkan investor asing serta korporasi.
Menurut Rahmat, Papua adalah incara para investor asing dan korporasi untuk pengembangan perkebunan sawit dan pengerukan sumber energi.
Tahun lalu, kata Rahmat, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan sudah melakukan survei lapangan dan ditemukan kandungan cadangan minyak dan gas di blok Asmat.
“Karenanya, pembangunan infrastruktur tidak boleh menguntungkan investor dan korporasi yang akan berdampak pada perampasan tanah dan suber daya alam terhadap suku Asmat, terlebih menjadi sebab punahnya suku Asmat,” tegas Rahmat mengingatkan.
Terakhir, Rahmat menilai penyelesaian masalah gizi buruk tidak dapat dipisahkan dengan politik pangan nasional. Bagi AGRA, kedaulatan pangan adalah keperluan mendesak rakyat.
“Karenanya, politik pangan pemerintah Jokowi yang tetap bersandar pada impor dan ekspor, harus diubah dengan membangun pertanian yang maju dan berdaulat dan reforma agraria sejati sebagai syarat terbangunnya industrialisasi nasional yang mandiri dan kuat,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP
-
Peringati Hari Sungai Sedunia, BRI Peduli Ajak Generasi Muda Jaga Ekosistem Sungai dan Lingkungan