Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Andreas Pereira mengakui kaget, saat mendengar kabar bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Timur yang diusung partainya, Marianus Sae, terjaring operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Berita tertangkapnya Marianus Sae saya peroleh dari berbagai media online, justru ketika saya baru tiba di Jakarta sepulang saya dari NTT," kata Andreas di Jakarta, Senin (12/2 /2018).
Andreas mengakui baru pulang dari NTT bersama Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kritiyanto. Mereka ke NTT untuk konsolidasi strategi pemenangan Marianus dengan pasangannya, Emilia J Nomleni.
Selama tiga hari di NTT, Andeas dan Hasto tidak pernah bertemu dengan Marianus. Ia hanya bertemu dengan Emilia.
"Ironisnya, selama di NTT sejak hari Jumat di Maumere dan Flores, Sabtu di Kupang dan Timor, dan Minggu di Weetabula dan Sumba, tak sekali pun kami bertemu dengan Marianus Sae. Hanya Bacawagub Emi Nomleni yang bersama saya dan Bapak Hasto di Maumere dan Kupang," ujar Andreas.
Andreas mengakui sempat beberapa kali menghubungi Marianus, namun tak ada respons.
Meskipun Marianus merupakan kandidat yang diusung oleh PDIP, Andreas tetap mendukung KPK untuk menegakkan hukum di wilayah pemberantasan korupsi.
PDIP bahkan mengapresiasi KPK yang telah melakukan OTT terhadap Marianus.
"Karena bagaimanapun dengan tertangkapnya saudara Marianus sebelum penetapan oleh KPU, menutup yang bersangkutan untuk melaksanakan praktek korupsi yang lebih jauh lagi," tutur Andreas.
Baca Juga: Barcelona Dibuat Frustasi Getafe, Begini Komentar Iniesta
Ia mengatakan, kondisinya akan lebih parah jika OTT dilakukan setelah Marianus ditetapkan sebagai calon gubernur oleh KPU.
"Karena akan lebih menyusahkan rakyat NTT kedepannya. PDI Perjuangan selalu menghendaki pemimpin atau Kepala Daerah yang bersih dan melaksanakan pemerintahan dengan prinsip good and clean governance," kata Andreas.
Setelah Marianus ditangkap, kata Andreas, DPP PDIP akan segera melakukan pengecekan apakah Marianus merupakan anggota partai yang sah sebagai pemegang Kartu Tanda Anggota PDIP.
Sebab, sebelumnya Marianus adalah Mantan Ketua PAN dan Bupati Ngada.
Marianus mendaftarkan diri ke PDIP dalam kapasitas diusung oleh PKB, bersama Eni J Nomleni yang merupakan kader PDI Perjuangan.
"Apabila ke depannya ditemukan bahwa Marianus adalah anggota sah pemegang KTA PDI Perjuangan, maka yang bersangkutan dengan OTT ini otomatis dipecat dari keanggotaan partai," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU