Suara.com - Melpina Badalu (45), seorang ibu dari Sulawesi Tengah, mendatangi markas Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (19/3/2018).
Ibu itu datang bersama tim Advokasi Pengungkapan Penembakan Misterius (TAP- Petrus), untuk mengadukan nasib anaknya yang ditembak polisi.
Anaknya bernama Aldi Prasetya, berusia 17 tahun, ditembak polisi saat terjadi demonstrasi yang berakhir rusuh di kantor DPRD Luwuk Banggai, Sulteng, 28 Agustus 2017. Padahal, remaja itu tak ikut serta dalam aksi maupun kerusuhan.
"Saat itu, anak saya hanya lewat, mau mencari makan. Dia bersama teman-temannya. Karena penasaran, mereka mendekat, dan tertembak,” kata Melpina.
Ketika melihat-lihat demonstrasi yang ricuh, Aldi mendadak roboh. Darah mengalir dari bagian kiri kepalanya.
Belakangan diketahui, kepala Aldi berlubang karena tertembus timah panas polisi.
Aldi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Luwuk, Sulawesi Tengah. Selama tiga hari Aldi dirawat di sana. Namun, rumah sakit tersebut tak memunyai peralatan yang cukup untuk mengangkat proyektil peluru.
Ia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bhayangkara, Makasar, Sulawesi Selatan. Namun, kembali Aldi tak dapat dioperasi.
RSUD Bhayangkara Sulsel kala itu beralasan surat rujukan yang dibawa Aldi dari RS sebelumnya tak memuat keterangan jelas.
Baca Juga: Kominfo: Kami Tak Pegang Data Masyarakat di Registrasi Sim Card
"Aldi dirawat di RS Makassar selama dua hari, tapi tak dioperasi juga. Setelah itu, Aldi kembali dirujuk ke RS di Palu,” ungkapnya.
Aldi akhirnya dioperasi di RS Palu dan proyektil peluru nyasar itu bisa dikeluarkan dari kepalanya. Setelahnya, ia dirawat di RS tersebut selama dua pekan.
“Tapi saya tak puas di RS Palu. Karena saya mendesak RS memberikan hasil rekam medis pengangkatan proyektil, tapi tak dibolehkan dokter. Alasannya, saya tidak berkompeten meminta rekam medis itu,” tukasnya.
Kekinian, kata dia, Aldi sudah sembuh secara disik. Namun, kejiwaan Aldi terganggu. Ia masih terbayang peristiwa nahas tersebut.
"Untuk fisik saya bersyukur aldi sembuh. Tapi Aldi merasa traumatis. Kejiwaannya terganggu. Dia suka berhalusisasi sendiri, marah-marah sendiri. Lihat polisi takut ," ujar Melpina.
Aldi kemudian dibawa ke Jakarta dan melanjutkan proses pemulihan di Rumah sakit Polri, Jakarta Timur. Namun, Aldi tetap traumatis.
Berita Terkait
-
Ini Modus & Peran Lima Tersangka Pembobol Uang Nasabah di 64 Bank
-
Bobol Bank DBS Singapura, Ibu Rumah Tangga Dibekuk Polisi
-
Berkas Kasus Korupsi Tanah Pertamina Dilimpahkan ke Kejari Jaksel
-
Polisi Kejar Pentolan Muslim Cyber Army di Korea Selatan
-
Polisi Telisik Aliran Dana Masuk ke Muslim Cyber Army
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!