Suara.com - Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar berseberangan pandangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengenai prediksi Indonesia bubar pada tahun 2030.
Menurut Agum, jangan ada pandangan yang pesimistis mengenai masa depan bangsa.
"Begini, seluruh bangsa Indonesia tidak boleh ada rasa pesimistisnya. Dalam keadaan prihatin bagaimanapun, harus tetap optimistis, bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar," kata Agum Gumelar ditemui suara.com di sela-sela acara serah terima satuan dan serah terima jabatan Danjen Kopassus di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (23/3/2018).
Sebelumnya, politikus Partai Gerindra Elnino Husein Mohi mengakui, pernyataan Prabowo dalam potongan video yang diunggah di akun Fecebook Partai Gerindra, dikutip dari analis luar negeri.
"Nah, yang Pak Prabowo inginkan adalah jangan sampai negara kita begitu," kata Elnino di DPR, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, inti pesan Prabowo adalah semua rakyat Indonesia harus menjaga persatuan dan kesatuan.
Ia mengklaim, Prabowo sudah menunjukkan sikap tersebut saat menjadi peserta Pilpres 2014. Kala itu, Prabowo legawa menerima kekalahannya dari Joko Widodo.
"Waktu 2014 itu kami merasa menang. Kami juga merasa dikalahkan. Tapi saat Jokowi dilantik, Pak Prabowo datang memberi hormat. Itu simbolisasi agar pendukung Prabowo mengakui Jokowi sebagai presiden,” jelasnya.
Berikut pernyataan lengkap Prabowo dalam video itu:
Baca Juga: Negara-negara G20 Sepakat Perkuat Kerja Sama Pertumbuhan Ekonomi
Saudara-saudara, kita masih upacara, kita masih menyayikan lagu kebangsaan, kita masih memakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini.
Tapi di negara lain, mereka sudah membikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030.
Bung, mereka ramalkan kita ini bubar.
Elite kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, nggak apa-apa. Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1 persen, nggak apa-apa.
Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri, tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa.
Ini yang merusak bangsa kita sendiri. Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang, semakin culas, semakin maling.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
Terkini
-
Pramono Anung Apresiasi Damkar, 12 Kucing Diselamatkan dari Kebakaran di Taman Sari
-
Hari Ini, Istana Negara Kibarkan Bendera Merah Putih Setengah Tiang
-
Tragedi Musala Ambruk di Sidoarjo, 38 Santri Terkubur Reruntuhan: Akankah Berhasil Diselamatkan?
-
Sebulan Hilang usai Meletus Demo Agustus, Polisi Buka Suara soal Nasib Reno dan Farhan
-
Kabar Terkini Kasus Pagar Laut Tangerang: Kades Kohod dan Kroninya Hari Ini Diadili
-
Tinjau Lokasi Kebakaran di Taman Sari, Pramono Anung Ungkap Penyebab Api Cepat Menjalar!
-
Sejarah G30S/PKI di Mata Berbagai Generasi: Gen Z Merinding Lihat Adegan Penyiksaan Jenderal
-
Wali Murid SDIT di Serang Kompak Tolak MBG: Kami Mampu Bayar SPP Belasan Juta!
-
Heboh Bamsoet Pelihara Banyak Burung Merak, KPKP DKI Ungkap Sederet Aturannya!
-
Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh, Gubernur Mualem: Kalau Sudah Dijual, Kita Beli