Suara.com - Mantan wartawan Metro TV, Muhamad Hilman Mattauch, bersaksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan merintangi penyidikan kasus e-KTP dengan terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo pada Senin (9/4/2018).
Hilman menjadi sopir mobil yang ditumpangi Setya Novanto saat mengalami kecelakaan tunggal pada tanggal 16 November 2017.
Dalam kesaksiannya, Hilman menjelaskan kronologis saat Setnov dikejar hingga masuk daftar pencarian orang (DPO) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Hilman mengatakan, pada tanggal 15 November 2017, Setnov menghilang dari rumahnya. Hilman mengakui ditugaskan kantornya untuk mencari keberadaan mantan Ketua DPR tersebut.
Namun, hingga pukul 02.00 WIB, dia belum bisa menemukan keberadaan Setnov. Padahal, dia sudah mendatangi sejumlah tempat.
"Tanggal 15 November saya mencari Pak Setya Novanto, penugasan dari kantor untuk mewawancarai Pak Setnov, semua wartawan Metro TV," katanya di Gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Waktu itu situasi ramai di rumah Pak Setnov, saya dapat telepon dari kantor pas di rumah Pak Setnov. Saya cari di Pondok Indah, Dharmawangsa, kediamannya. Cari Setya Novanto sendiri, saya pulang jam 2 pagi, besoknya cari lagi," cerita Hilman.
Karena belum juga ditemukan, dia kembali mencari Setnov pada tanggal 16 November.
"Kamis tanggal 16 November, siang sekitar pukul 11.00 WIB, saya mencari ke DPP Golkar di Slipi, ke Widya Chandra di rumah dinas, ke Wijaya, sambil telepon ajudan Setnov, namannya Reza Pahlevi," katanya.
Baca Juga: Satu dari Empat Anak di Bawah Usia Enam Tahun Punya Ponsel Pintar
Namun, atas usahanya tersebut, Hilman tidak mendapatkan hasil. Baru Kamis sore sekitar pukul 17.00 WIB, ajudan Setnov menjawab telepon dari Hilman dan memberitahukan keberadaan sang bos.
"Jam 5 sore, telpon saya diangkat ajudan, saya minta kasih ke Pak Setnov, karena saya mau bicara sama dia, untuk mengklarifikasi. Pak Setnov bilang, ya sudah ke DPR saja, saya tanya, memang bapak di mana? Dijawab di DPR, baru saya ke DPR," kata Hilman.
Setelah sampai di DPR, dia langsung ke lantai 3, ke ruangan kerja Setnov.
"Pas saya masuk tak ada siapa-siapa, saya duduk di sofa, Pak Setnov datang, saya ngomong yang terjadi kemarin, respons publik, saya minta klarifikasi," katanya.
Terhadap permintaan Hilman, Setnov tak menyetujuinya.
"Waktu itu dia belum berkenan, saya ceritakan sisi buruk, banyak bilang orang kabur, opininya, pak kalau bisa diklarifikasi. Saya disuruh kantor mewawancarai bapak. Dia jawab, Iya sih, tapi ini harus ditampilkan penuh," kata Hilman menceritakan percakapannya dengan Setnov.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Pasrah Gaji DPR Disetop 6 Bulan usai Sebut Rakyat Tolol, Hukuman MKD Bikin Ahmad Sahroni Kapok?
-
Siswa 13 Tahun Tewas di Sekolah Internasional Gading Serpong, Diduga Jatuh dari Lantai 8
-
Soeharto, Gus Dur dan Marsinah Penuhi Syarat Terima Gelar Pahlawan, Ini Penjelasan Fadli Zon
-
Jejak Digital Budi Arie Kejam: Dulu Projo Pro Jokowi, Kini Ngeles Demi Gabung Prabowo
-
Bau Busuk RDF Rorotan Bikin Geram! Ribuan Warga Ancam Demo Balai Kota, Gubernur Turun Tangan?
-
Terbukti Langgar Etik, MKD DPR Nonaktifkan Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Ahmad Sahroni Tanpa Gaji
-
Angka Pengangguran di Jakarta Tembus 330 Ribu Orang, BPS Klaim Menurun, Benarkah?
-
Sebut Usulan Gelar Pahlawan Absurd, Koalisi Sipil: Soeharto Simbol Kebengisan Rezim Orba
-
Cegah Penyalahgunaan, MKD Pangkas Titik Anggaran Reses Anggota DPR Menjadi 22
-
Sanjungan PSI Usai Prabowo Putuskan Siap Bayar Utang Whoosh: Cerminan Sikap Negarawan Jernih