Suara.com - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan agenda kunjungannya ke Kedai Markobar milik putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, tidak terkait dengan kepentingan politik.
"Saya berada di Sukoharjo malam ini dalam rangka rangkaian perjalanan saya di Jawa Tengah. Tadi pagi datang saya mulai perjalanan dari Yogya, Klaten, dan malam ini ke Sukoharjo," kata Agus di sela kunjungannya di Kedai Markobar yang ada di Mal Transmart Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (9/4/2018).
Melalui kunjungan tersebut, ia yang saat ini ditunjuk sebagai Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, bersama para kader ingin menyapa masyarakat.
"Ini tidak ada kaitannya dengan politik, saya juga ingin merasakan suasana dan martabak khas dari Solo. Sekaligus menunaikan janji, dulu kan kami (AHY dan Gibran, red.) pernah 'ngobrol' di Jakarta, Mas Gibran bilang ke saya kalau ke Solo mampir ke Markobar," katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi jiwa kewirausahaan yang dimiliki Gibran karena melalui produknya tersebut Markobar saat ini sudah memiliki 33 cabang di Indonesia, bahkan dalam waktu dekat akan melakukan ekspansi ke luar negeri.
Menurut dia, jiwa kewirausahaan jika digeluti dengan optimal maka akan memberikan hasil yang optimal pula.
Agus mengatakan kunjungan yang sama tidak hanya dilakukannya dengan Gibran tetapi juga anak presiden yang lain, di antaranya Yenny Wahid, Guruh Soekarnoputra, dan Ilham Habibie.
"Saya hanya ingin silaturahmi, karena takdir kami sama, yaitu sama-sama jadi anak presiden. Terus jadi sorotan publik, sorotan media sehingga ekspektasi publik tinggi. Oleh karena itu, kami ingin saling memberikan motivasi dan inspirasi," katanya.
Saat disinggung mengenai rencana ayahnya yang tengah mencari cawapres, Gibran hanya memberikan jawaban singkat.
"Boleh," katanya.
Mengenai kunjungan AHY ke Kedai Markobar, Gibran mengatakan kunjungan tersebut hanya sebatas agenda pertemanan biasa.
"Tidak ada kaitannya dengan politik, kalau soal cawapres yang bisa jawab hanya bapak," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia
-
Tak Gentar Dijadikan Tersangka dalam Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Senggol Gibran
-
Jejak Jenderal Sarwo Edhie: Kakek AHY Penumpas G30S yang Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Jokowi Dukung Gelar Pahlawan, Gibran Puji-puji Jasa Soeharto Bapak Pembangunan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional