Suara.com - Personel Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), menggerebek kantor pengacara pribadi Presiden AS Donald Trump, Senin (9/4/2018) petang. Trump dikabarkan marah akibat penyerbuan tersebut.
Sebelum menghadiri rapat dengan militer, Trump mengecam penggerebekan yang dilakukan di kantor pengacara Michael Cohen yang terletak di Manhattan.
Ia mengatakan tindakan FBI itu "memalukan" dan "merupakan serangan terhadap negara".
"Mereka seperti memburu hantu. Saya sudah mengatakannya berulang kali. Saya tidak ingin membesar-besarkannya. Saya sudah memberikan lebih dari satu juta lembar dokumen ke penyelidik khusus," kata Trump, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (10/4).
Trump juga mengatakan dia tidak terlalu peduli dengan apa yang ditemukan FBI.
Dia merujuk pada penyelidikan Robert Mueller, yang mendalami tuduhan bahwa Rusia berupaya mempengaruhi hasil pemilu 2016 AS untuk memenangkan Donald Trump.
Mueller juga menangani investigasi kemungkinan adanya kolusi antara tim kampanye Trump dan pihak Rusia.
Pengacara Cohen, Stephen Ryan, mengatakan jaksa penuntut Distrik Selatan New York "Menerbitkan sejumlah surat izin menggeledah dan menghentikan komunikasi" antara Cohen dan klien-kliennya setelah menerima rekomendasi dari kantor Mueller.
Ryan mengatakan penggeledahan itu "tidak pantas dan tidak perlu".
Baca Juga: Preview Manchester City vs Liverpool: Misi Sulit The Citizens
Di antara dokumen-dokumen yang disita, terdapat juga beberapa yang menyangkut Stormy Daniels, bintang film dewasa yang mengatakan pernah berselingkuh dengan Trump pada 2006, tidak lama setelah istrinya, Melania, melahirkan.
Dokumen-dokumen itu hanya berhubungan dengan satu dari beberapa masalah yang diselidiki, kata New York Times. FBI juga menyita sejumlah dokumen bisnis, email, dan berkas-berkas pajak, lapor Times.
FBI memperoleh surat geledah sebelum melakukan penggerebekan, yang juga dilakukan sebuah kamar yang ditempati Cohen di Hotel Loews Regency di Manhattan.
Trump lantas mengungkapkan, tengah mempertimbangkan memecat Mueller.
"Saya merasa apa yang sedang terjadi ini sangat memalukan. Kita lihat saja nanti," kata Trump.
Namun, Senator Partai Republik Lindsey Graham berharap Trump tak benar-benar memecat Mueller.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Tragedi Cinta Segitiga di Cikarang: Tukang Cukur Tega Bunuh Sahabat Demi Penjual Es Sheyla
-
KPK Telusuri Aliran Uang Korupsi Bank BJB ke Keluarga Ridwan Kamil
-
Pemerintah Resmi Sahkan Kepengurusan Mardiono Pimpin PPP, AD/ART Tak Berubah Jadi Patokannya
-
Tepis Siswi Tewas karena MBG, Laporan Dinkes Bandung Barat Dicorat-coret Dosen ITB: Saya Gak Tahan!
-
BGN Didesak Investigasi Kematian Siswi SMKN 1 Cihampelas, Benarkah Meninggal karena MBG?
-
Pemerintah Malaysia Langsung Bergerak Usai Relawan Diculik Israel saat Kirim Bantuan ke Gaza
-
Ketua BGN Hormati Penolakan MBG di SDIT Al Izzah: Bantuan Fokus pada yang Membutuhkan
-
DPR Usul Diksi Gratis Pada MBG Dihapus, BGN: Pemilik Patennya Presiden
-
Tegaskan PPP Tak Terbelah, Mahkamah Partai: Cuma Ada Satu Ketum Sah, Agus Suparmanto!
-
Breaking News! Menteri Hukum Sahkan Kepengurusan PPP Hasil Muktamar X Ancol, Mardiono Ketua Umum