Suara.com - Polisi baru menangkap 2 tersangka penjual juga peracik miras oplosan maut yang menewaskan puluhan orang di Cicalengka, Kabupaten Bandung pekan kemarin. Kedua tersangka itu berinisial JS dan HM.
Sementara itu, sebanyak 7 orang masih buron, termasuk otak di balik penggerak usaha miras oplosan berinisial SS. SS merupakan suami dari HM yang kini masih terus diburu polisi.
Direktur Reserse Narkoba Polda Jawa Barat, Kombes Enggar Pareanom mengatakan peran JS memang hanya menjual miras dan kemungkinan tidak ikut meracik miras oplosan ginseng itu.
"JS itu adalah penjaga toko yang menjual miras itu. Sementara SS adalah pemilik sekaligus peracik," ujar Enggar di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Kamis (12/4/2018).
Enggar mengaku belum mengetahui ihwal asal usul bahan alkohol yang dijadikan resep utama pembuatan miras oplosan itu. Berdasarkan hasil penyidikan, memang ditemukan 575 liter alkohol yang dikemas dalam 23 jerigen berukuran 25 liter. Ukuran itu tentu tidak sedikit untuk cairan alkohol.
"Untuk alkohol sedang kita cari, kita lidik pemasoknya darimana, karena yang tahu ini SS, dan ini sedang kita kembangkan karena SS ini masih DPO," katanya.
Menurut Enggar masih ada 7 orang buron yang diduga menjalankan bisnis terlarang itu. Selain SS, beberapa pengecer juga distributor miras oplosan itu kini diburu polisi.
"Masih ada 7 berstatus DPO (daftar pencarian orang) berinisial A, U, dan SN, sebagai penjual. Sementara sisanya, SS, A, W dan R merupakan penjual sekaligus produser," tukasnya. (Aminuddin)
Baca Juga: Pabrik Miras Oplosan di Balik Tewasnya Puluhan Orang di Bandung
Berita Terkait
-
Pabrik Miras Oplosan di Balik Tewasnya Puluhan Orang di Bandung
-
Tiga Bulan Bisnis Miras, Rony Digerebek karena Pelanggannya Tewas
-
Mematikan! Miras Oplosan Dijual Rp5.000 dan Mudah Dibeli Remaja
-
Wakapolri Janji Bawa Kasus Miras Oplosan ke Sidang Kabinet
-
Bulan Depan Ramadhan, Wakapolri Minta Peredaran Miras Dihentikan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO