Suara.com - Pemerintah terus memantau situasi di Suriah setelah koalisi Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris melancarkan serangan militer pada Sabtu (14/4/2018). Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan bahwa pemerintah sudah memantau situasi itu sejak sepekan yang lalu.
"Kita dari minggu yang lalu, kita sudah secara terus-menerus memantau situasi dan terutama, kenapa kita memantau situasi karena masih ada ribuan warga negara Indonesia yang tinggal di Suriah," katanya di Central Park, Tomang, Jakarta Barat.
Dia meminta kepada semua pihak agar tetap menahan diri menghadapi situasi tersebut. Dia berharap prinsip-prinsip hukum internasional lebih dikedepankan dalam meresponnya.
"Oleh karena itu kita secara konsisten menyampaikan prinsip-prinsip hukum internasional, tentunya kita menyampaikan prihatin atas situasi yang terjadi saat ini, dan kita juga meminta semua pihak untuk menahan diri," kata Retno.
Dengan demikian kata dia, situasi tidak semakin panas. Sebab, kalau semua pihak bereaksi dengan tanpa memperhatikan prinsip yang ada, maka keselamatan bisa terancam.
"Sehingga tidak terjadi eskalasi yang dapat membahayakan atau bahkan dapat mengancam keselamatan masyarakat terutama adalah perempuan dan anak-anak," katanya.
Retno mengatakan untuk memastikan keselamatan warga negara Indonesia, dia terus berkomunikasi dengan duta besar yang berada di Damaskus, Timur Tengah dan yang lainnya.
"Tadi pagi saya sudah melakukan komunikasi dengan semua duta besar kita, pertama di Damaskus, dan di Wilayah Timur Tengah dan di wilayah Eropa. Intinya adalah kita pantau terus situasinya seperti apa, kemudian WNI menjadi prioritas saat ini, dan saya tidak mau ada korban dari situasi ini," tutup Retno.
Diketahui, koalisi tersebut melakukan serangan militer ke Suriah untuk mencegah serangan senjata kimia yang diduga di kota Douma. Serangan militer tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca Juga: AS Serang Suriah, Belanda Enggan Ikut Campur
Berita Terkait
-
Donald Trump Dituding Dalang Kesepakatan Terburuk Piala Dunia 2026, Kota-Kota AS Terancam Bangkrut
-
Duh! Kesepakatan Dagang RI-AS Terancam Batal, Trump Sebut Prabowo Mengingkari?
-
Cristiano Ronaldo Telepon Donald Trump, Hubungan Dua Tokoh Dunia Ini Jadi Sorotan
-
Ulasan Buku Melania: Tokoh Publik Amerika Serikat yang Melegenda
-
Pramono Anung: Blok M Sudah Lebih dari Tokyo, Tapi yang Dipotret Urusan Sampah
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka