Suara.com - Dewan Pimpinan Pusat PAN gelar diskusi "Menyoal Distorsi Fakta Sejarah Reformasi 98". Sosok Amien Rais menjadi topik utama dalam diskusi tersebut. Dijelaskan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah, sosok Amien Rais sangat berpengaruh dalam pergerakan pelengseran Soeharto pada masa itu.
"Menjelang sidang MPR 1997, Pak Amien mengatakan di media massa adalah kesalahan fatal apabila MPR memilih kembali pak Harto. Mana ada dulu pemimpin yang berani ngomong kaya Pak Amien," kata Fahri saat menjadi pembicara di DPP PAN, Jakarta Selatan, Rabu (9/5/2018).
Fahri juga mengungkapkan pada saat gerakan mahasiswa dan Amien Rais sampai di Trisakti, Amien Rais berani berbicara di depan media asing bahwa Soeharto sudah turun dari tahta kepemimpinannya.
"Di situ ada banyak wartawan asing, dia layani, di situ, dia ngomong keras sekali pakai bahasa Inggris. Dia bilang, 'The people of Indonesia from now on demand to Presiden Soeharto to shut down,' dia ngomong keras sekali waktu itu," ungkapnya.
Lebih lanjut, Fahri mengatakan usai turunnya Soeharto, Amien Rais ditawarkan untuk menjadi ketua Dewan Pertimbangan Agung namun ditolaknya. Amien Rais malah memilih untuk membangun partai politik.
"Ketika Pak Harto mundur, di situ pak Amien digoda luar biasa. Tapi apa, dia enggak mau pindah jadi ketua DPA itu, dia bikin partai politik. Beliau mengatakan saya akan jadi lawan tinju Pak Habibie, supaya sehatlah reformasi kita ini," katanya.
Oleh karena itu, Fahri menganggap Amien Rais adalah reformis sejati. "Termasuk ide melahirkan PAN itu sendiri adalah ide seorang reformis. Dia ingin supaya generasi bangsa ini lahir dan muncul. Inilah karakter Amien Rais," ujarnya.
Dengan menceritakan kisahnya menjadi saksi pergerakan Amien Rais pada saat pelengseran Soeharto, Fahri menganggap orang-orang yang meragukan predikat reformis Amien Rais, itu hanyalah orang-orang yang tidak senang dengan Amien Rais.
"Kalau ada yang mengatakan amanden konstitusi salah siapa orangnya? Saya mau ketemu sama orang-orangnya itu biar saya beresin otaknya," tandasnya.
Baca Juga: Pantauan Komnas HAM tentang Pilkada di Beberapa Kota
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Detik-detik Kasi Datun Kejari HSU Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK
-
KPK Ungkap Capaian 2025: 11 OTT, 118 Tersangka, Aset Negara Pulih Rp 1,53 Triliun
-
Soal Pilkada Dipilih DPRD, Said Abdullah Wanti-wanti: Jangan Berdasar Selera Politik Sesaat!
-
Bandingkan Kasus Brigadir J, Roy Suryo Cs Minta Uji Labfor Independen Ijazah Jokowi di UI atau BRIN!
-
Diskusi Buku Dibubarkan, Guru Besar UII Sebut Aparat Anti Sains dan Mengancam Demokrasi
-
Catatan Bencana Alam di Indonesia 2025: Dari Erupsi Gunung Hingga Banjir Sumatra
-
Perbankan Nasional Didesak Hentikan Pembiayaan ke Sektor Perusak Lingkungan di Sumatera
-
Bareskrim Ringkus 17 Pengedar Narkoba Jelang DWP 2025 di Bali, Ada 6 Sindikat!
-
Catatan Akhir Tahun: Industri Rokok Kian Terang-Terangan Melobi Pemerintah
-
Respons Putusan MK, Setyo Budiyanto Tegaskan KPK Masih Perlukan Penyidik dari Polri