Suara.com - Keluarga menolak menerima dan memakamkan jenazah Puji Kuswati, pelaku bom bunuh diri Gereja Kristen Indonesia, di kampung halamannya, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kepala Desa kampung halaman Puji, yakni Sumarto, menegaskan pihaknya bakal membantu pemulangan jenazah Puji.
“Kami akan bantu, tapi kalau keluarganya ingin Puji dimakamkan di desa ini. Tapi ya, sekali lagi, semuanya tergantung pihak keluarga,” tutur Sumarto, Senin (14/5/2018).
Sementara Rs, perwakilan keluarga Puji, menegaskan alasan enggan menerima jenazah perempuan itu untuk dimakamkan di Banyuwangi.
“Puji itu bukan warga Banyuwangi. Jadi, sudah seharusnya ikut suaminya di Surabaya untuk dimakamkan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, pihak keluarga di Banyuwangi tak ingin jenazah Puji dimakamkan di Banyuwangi. Apalagi, Puji sudah sejak lama berpisah dengan keluarganya di Banyuwangi karena diasuh bibi di Magetan.
Tak hanya itu, keluarganya juga dulu tak merestui Puji menikahi Dita Oepriarto. Dulu, pernikahan mereka tak direstui karena persoalan keyakinan Dita.
“Suaminya itu sejak dulu dinilai keluarga punya pemahaman tak lazim soal Islam. Karenanya, saat minta izin menikah, dulu keluarga tak merestui,” tuturnya.
Meski lahir di Banyuwangi, Puji memang tidak pernah tercatat sebagai penduduk setempat. Karena sejak usia 20 bulan, dia diadopsi kakak perempuan dari ayah kandungnya, almarhumah Sr, warga Magetan.
Baca Juga: Tabrak Pagar Mabes TNI AD, Polisi Ganti Tiket Mudik J Sekeluarga
Sejak saat itu, kedua orang tua Puji Kuswati, sudah jarang bertemu.
"Lebaran saja jarang ke sini (ke Banyuwangi)," ucap Rs, seperti diberitakan Times of Indonesia-jaringan Suara.com.
Terakhir kali berjumpa, lanjutnya, Januari 2018, saat hajatan pernikahan salah satu keluarga.
"Itu pun pagi datang, malam harinya sudah pulang," tukasnya.
Keluarga kandung Puji sebenarnya bukanlah orang biasa. Mereka adalah pemilik usaha jamu terbesar di Banyuwangi.
"Dan selama bertemu keluarga, Puji memang selalu tertutup," pungkas Rs.
Berita Terkait
-
Ini Jumlah Korban Tewas dan Luka-luka Bom 3 Gereja Surabaya
-
Foto Wanita Berjilbab Tangisi Jenazah Korban Bom Gereja Ini Viral
-
Puji Kuswati, Dimanja dengan Kemewahan Tapi Pilih Bom Bunuh Diri
-
Garda 212: Bom Surabaya Pengalihan Isu, Jangan Salahkan Teroris
-
Bocah Pelaku Bom Bunuh Diri Tak Mau Ikut Pelajaran Agama dan PKN
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory