Suara.com - Iran murka setelah pemerintah Amerika Serikat mengajukan 12 poin yang harus dituruti negeri par Mullah tersebut, dalam perjanjian baru mengenai pelucutan senjata nuklir guna menghentikan segala sanksi.
Kedua belas poin terebut disebutkan oleh mantan direktur CIA yang kekinian menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, Senin (21/5).
Ismail Kowsari, Deputi Komandan Garda Revolusi Sarollah Iran, menegaskan rakyatnya akan memukul mulut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebagai balasan atas 12 poin yang disodorkan tersebut.
“Rakyat Iran harus bersatu dan mendaratkan pukulan keras ke mulut Mike Pompeo dan siapa saja yang mendukung AS,” tegas Ismail Kowsari, seperti diberitakan Reuters, Selasa (22/5/2018).
Sebelumnya, Mike Pompeo dalam pidato di Heritage Foundation, Washington DC, menegaskan Iran harus tunduk dan mengikuti 12 tuntutan AS kalau ingin bebas dari segala sanksi.
Pertama, Iran harus mau mendeklarasikan laporan lengkapnya kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bahwa mereka memang memunyai program nuklir untuk militer dan mau menegaskan bakal melucuti program tersebut.
Kedua, Iran dipaksa menyetop pengayaan plutonium, menutup reaktor, serta menghentikan proses daur ulang plutonium.
Ketiga, Iran dipaksa memberikan akses kepada IAEA tanpa syarat apa pun ke semua daerah di negaranya.
Keempat, Iran dipaksa menyudahi proliferasi misil balistik dan menyetop pengembangan sistem rudal antarbenua yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Baca Juga: Lumat Prancis, Tim Uber Indonesia Dipastikan ke Perempat Final
Kelima, Iran dipaksa membebaskan semua warga AS serta sekutu AS, walaupun seseorang itu ditangkap atas tindakan spionase.
Keenam, Iran harus menghentikan dukungannya terhadap “organisasi-organisasi teroris” Timur Tengah, termasuk Hizbullah Lebanon, Hamas Palestina, dan Jihad Islam.
Ketujuh, Iran harus menghormati kedaulatan pemerintah Irak yang didukung AS dan melucuti persenjataan milisi-milisi Syiah.
Kedelapan, Iran dipaksa tak lagi mendukung kelompok Houthi yang tengah berjuang melawan invasi Arab Saudi di Yaman.
Kesembilan, Iran dipaksa menarik seluruh satuan pasukan elitenya yang berada di Suriah.
Kesepuluh, Iran harus tak lagi mendukung Taliban dan beragam faksi “teroris: di Afghanistan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Bupati Aceh Tamiang Minta Arahan Menhut soal Pemanfaatan Kayu Sisa Banjir Bandang
-
Detik-detik Puting Beliung di Bogor Terbangkan Sayap Pesawat 300 Meter hingga Timpa Rumah Warga
-
Ribuan Buruh KSPI Demo di Monas, Tuntut Dedi Mulyadi Kembalikan Kenaikan UMSK Jabar
-
Pilunya Bupati Aceh Utara: Warga Kami Hanyut tapi Tidak Viral, Presiden Belum Pernah Hadir!
-
4.839 Rumah Hilang, Bupati Aceh Tamiang Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap
-
Malam Tahun Baru 2026 di Jakarta Usung Doa Bersama dan Donasi Korban Bencana
-
Erros Djarot: Taufiq Kiemas Sosok Paling Gigih Dorong Megawati jadi Pemimpin Indonesia
-
Butuh Alat Berat, Bupati Aceh Tamiang: Petani Kami Nekat Tetap Menanam Meski Sawah Tertimbun Lumpur
-
Tak Ada Toleransi, Polda DIY Cabut Seluruh Izin Pesta Kembang Api di Jogja
-
Pramono Anung Putihkan 6.050 Ijazah Warga Jakarta, Ada yang Tertahan hingga 17 Tahun