Suara.com - Peneliti terorisme dari Institute for Policy Analyst of Conflict (IPAC) Sidney Jones menemukan tiga kelompok besar radikal di Indonesia. Kelompok tersebut ialah JAD, kelompok Bahrun Naim dan Kelompok Bahrumsyah.
Sidney menjelaskan Jamaat Amaliyah Daulah (JAD) merupakan jaringan terbesar di Indonesia. Kelompok ini dipimpin oleh Aman Abdurahman. Namun sebelumnya muncul nama Abu Jandal di jaringan JAD di Suriah.
"Tapi dulu di Suriah ada yang namanya Abu Jandal sebetulnya jaringan di Suriah tidak begitu kuat tapi di Indonesia jaringannya lebih besar," jelas Sidney dalam diskusi bertajuk 'Menguak Fakta Aktual Radikalisme dan Terorisme di Indonesia' di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).
Selain JAD, ada yang namanya Bahrun Naim. Sidney melihat Bahrun Naim memiliki pergerakan sendiri seperti kelompok HTI dan kelompok di Solo. Kelompok tersebut sudah sering merencanakan aksi bom di berbagai wilayah dari tahun 2015 dan terakhir pada Desember 2016 di Istana Negara.
"Ada Bahrun Naim yang berbeda dengan JAD dia punya jaringan sendiri seperti dengan timnya di Solo ada kelompok HTI yang juga bergerak dengan dia tapi pokoknya jaringannya sangat pribadi," ucap Bahrun.
Sidney melanjutkan kelompok yang ketiga ialah kelompoknya Bahrum Syah. Kelompok tersebut tersebar di tiga daerah di Indonesia. Ada MIT di Poso, DI di Makasar, Brekele dan Katibul Iman.
"Kelompok Bahrum Syah yang tokoh ISIS Indonesia yang paling penting pada tahun 2017. Tidak begitu banyak pengikutnya ada di Poso dan juga di Mindanao jadi Bahrum Syah jadi penghubung antara kelompok mujahidin di Indonesia dan Filipina," lanjut Sidney.
Dari ketiga kelompok pro-ISIS tersebut, Sidney menyampaikan bahwa masyarakat jangan melihat kelompok ISIS hanya memiliki satu struktur. Karena faktanya ialah banyak sekali cabang-cabang yang dilahirkan dan sulit terdeteksi oleh aparat kepolisian.
"Ada banyak kelompok kecil dan itu mendetail juga dan tugas polisi jauh lebih sulit karena tidak berarti bahwa kalau misalnya ada satu kelompok yang ditangkap yang lain juga akan kena," pungkasnya.
Hal tersebut dipicu oleh aksi teror bom di Mapolda Riau. Sidney melihat aktor-aktor pelaku tersebut merupakan bagian dari kelompok-kelompok kecil yang hanya ingin menyaingi kelompok-kelompok besar.
"Ada kemungkinan bahwa mereka ikut main setelah melihat apa yg terjadi di Surabaya karena sering terjadi di Indonesia bahwa ada semacam persaingan. Kalau satu kelompok pelaku melakukan satu aksi ada kelompok lain ingin melakukan aksi yang lebih besar lagi," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Mengintip Cara Kerja Intelijen Densus 88 Tangani Terorisme
-
Lukai 2 Polisi, Penyerang Mapolsek di Jambi Jaringan Terorisme?
-
Sidney Jones: Diprediksi Tak Ada Bom Bunuh Diri Mengajak Anak
-
Sidney Jones: Perempuan Jadi Ustazah dan Pencari Dana Teroris
-
Penanganan Teroris Polri Diklaim sebagai yang Terbaik
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah