Suara.com - Sebuah Lembaga survei Y-Publica merilis respon terhadap gerakan #2019GantiPresiden yang belakangan muncul. Hasilnya memang banyak yang setuju dengan gerakan itu.
Hasil survei ini dilakukan pada 2-12 Mei 2018 dengan jumlah sampel 1200 responden. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) di 120 desa dari 34 provinsi Indonesia.
Dari hasil survei tersebut, gerakan tagar #2019GantiPresiden yang tidak setuju sebesar 67.3 persen. Sementara yang setuju sebesar 49,7 persen dan tidak menjawab sekitar 3.7 persen.
"Faktanya, mayoritas responden 67.3 persen tidak setuju dengan gerakan tersebut. Hanya 29 persen responden yang menyatakan setuju dengan gerakan tersebut, dan 3.7 persen tidak menjawab," kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono di Sarina, Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018).
Sementara, respon masyarakat terhadap gerakan tagar tersebut dinilai gerakan media sosial 36,4 persen, gerakan bermuatan politik 27.9 persen, gerakan berbau makar 3,4 persen, gerakan ketidakpuasan terhadap pemerintah sekitar 7.5 persen dan yang tidak menjawab sebesar 24.8 persen.
"Tetapi dampaknya secara politik tidak begitu signifikan. Terbukti, sebanyak 36.4 persen responden menganggap itu hanya gerakan media sosial. Sementara, 27.9 persen responden yang menganggap gerakan itu bermuatan politik. Bahkan, ada 3.4 persen yang menyebut gerakan itu berbau makar. Kemudian, 7.9 persen yang menyebut itu sebagai gerakan ketidakpuasan terhadap pemerintah," paparnya.
Ketika ditanyakan kepada 29 persen responden yang setuju dengan gerakan itu, kata Rudi, bayangan tentang Calon Presiden (Capres) pengganti Joko Widodo sangat beragam.
"Sebanyak 40.9 persen responden menginginkan Prabowo Subianto pengganti Presiden Jokowi, 11.2 persen menyebut Agus Harimurti Yudhoyono, 10.9 persen menginginkan Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo mendapat 10.5 persen. Nama lain yang disebutkan yaitu Amien Rais dan Rizieq mendapat dukungan di bawah 1 persen," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
-
Setelah UU Terorisme, Jokowi Akan Keluarkan Perpres Pelibatan TNI
-
Anies Minta Satpol PP Cari Pelaku Vandalisme Banner Asian Games
-
Sabtu, Tarawih Akbar di Masjid Istiqlal akan Dipenuhi Tokoh
-
Moeldoko: Presiden Selalu Ingatkan Birokrasi Harus Berubah
-
Anies Berharap Semua Masjid di Jakarta Hemat Listrik dan Air
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional