Suara.com - Anggota Dewan Pers, Ratna Komala mengimbau kepada media massa di Tanah Air untuk cerdas dalam memberitakan isu terorisme. Hal itu agar media tidak diperalat oleh para pelaku teroris.
Ratna menjelaskan, Dewan Pers memiliki pedoman peliputan terorisme yang harus dipahami oleh wartawan.
Didalamnya terdapat batasan, dimana wartawan tidak boleh membesar-besarkan isu terorisme karena akan memberi dampak ketakutan di masyarakat.
Baca Juga: Soal Caleg Koruptor, Sikap DPR Bikin KPU Bingung
"Misalnya tidak boleh memberi ruang yang justru memberikan dampaknya supaya orang akhirnya ketakutan. Tujuan teroris itu kan untuk menakut-nakuti masyarakat. Kita justru ikut menebarkan teror jadi kepanjangan tangan teroris (jika membesar-besarkan isu terorisme)," jelas Ratna saat dihubungi suara.com, Sabtu (26/5/2018).
Membesar-besarkan yang dimaksud Ratna, media tidak boleh terus-menerus memberitakan isu terorisme. Hal itu dikhawatirkan justru dimanfaatkan para pelaku teror untuk menjalankan setiap aksinya.
"Kalau kita terus-terusan mengangkat soal teroris apa yang mereka lakukan itu akan memberi ruang yang terlalu banyak untuk teroris. Membuat dampaknya menjadi luas, masyarakat jadi ketakutan. Nah itu sudah jadi sesuai dengan tujuan mereka," jelasnya.
Lebih lanjut, Ratna mengatakan, bahwa media harus memahami kebutuhan masyarakat akan informasi di luar isu terorisme.
Karena itu, Dewan Pers tidak memperbolehkan media terus-terusan dalam memberitakan isu terorisme.
"Harus ada keberagaman, tidak boleh cuman satu kan publik ingin tahu berita yang lain. Misalnya dalam satu media yang diberitakan berita tentang terorisme terus, padahal kan di Indonesia ini banyak isu yang lain," katanya.
Baca Juga: Indonesia Semifinalis Piala Thomas, Ahsan: Kami Sudah Berusaha
Ratna pun menyarankan kepada media massa untuk selalu bijak dalam memberitakan isu terorisme. Serta tetap memperhatikan prinsip-prinsip jurnalistik, sehingga tidak memberikan dampak ketakutan di masyarakat, dan tidak memberi ruang bagi para pelaku teroris.
"Kalau cerdas, kita memikirkan ini ada manfaat buat masyarakat apa tidak. Kalau misalnya informasi, masyarakat harus tahu. Tapi kalau misalkan jadi menakut-nakuti, apalagi kurang akurat, kurang verifikasi, artinya kan itu justru jadi tidak imbang. Itu sebenarnya prinsip-prinsip jurnalistik," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Tren Viral: Memahami Kekuatan Pop Culture di Era Digital
-
Lebih dari Sekadar Boikot: Bagaimana Cancel Culture Membentuk Iklim Sosial
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
Media Asing Sebut Timnas Futsal Putri Indonesia Sukses Ubah Peta Persaingan di SEA Games 2025
-
Rumor Giovanni van Bronckhorst ke Timnas Indonesia Ditanggapi Sinis Publik Belanda
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf