Kapitalisme Milenial
Tahun 2011, ketika seseorang dianggap berdosa kalau mengaku sebagai Marxis, profesor sekaligus teoritikus sastra kenamaan dunia asal Oxford University, Terry Eagleton mengatakan “Nabi berjenggot (Marx) itu benar.”
Kekinian, Terry tak lagi sendirian. Selain tokoh-tokoh yang sudah mengemuka, kaum muda milenial di Inggris maupun banyak negara Eropa lainnya justru sependapat dengannya.
“Minat kaum muda di berbagai benua untuk mempelajari Marxisme dan Sosialisme dibuktikan dengan fakta pada 2015, sosialisme adalah kata yang paling dicari di kamus daring Merriam Webster. Sosialisme tidak membawa beban historis bagi generasi muda yang ditinggalkan oleh kedurhakaan kapitalisme,” tulis Youssef El-Gingihy.
Bahkan, tulisnya, sebuah penelitian di Harvard menemukan fakta bahwa mayoritas kaum milenial menolak kapitalisme dan beralih mendukung sosialisme.
“Inilah yang mungkin disebut balas dendam Marx. Kaum muda merehabilitasi salah satu filsuf terbesar dalam sejarah dunia,” tambahnya.
Sosiolog Wolfgang Streeck, bahkan berani mengumumkan bahwa “Kita memasuki zaman poskapitalisme.”
Sementara Slavoj Zizek—filsuf paling berbahaya di Barat kontemporer menurut majalah bergengsi AS, The New Republic—memproklamasikan diri sebagai seorang komunis. Salah satu bukunya yang terbit baru-baru ini, ”Living in the End Times” (2010), memunculkan perasaan apokaliptik dari pergolakan kematian kapitalisme.
Youssef El-Gingihy dalam tulisannya mengakui, ide-ide Marx sudah sejak lama didiskreditkan lantaran keruntuhan Uni Soviet dan dimasukkan tong sampah gara-gara pemikiran Leon Trotsky—orang yang mengklaim diri sebagai Marxis tulen.
Baca Juga: Didesak Blokir Akun Trump, Ini Jawaban Bos Twitter
Sejak itu, seorang pemikir bernama Francis Fukuyama bahkan menegaskan, keruntuhan komunisme adalah sejarah yang tak terhindarkan dan akhir sejarah ditandai oleh kemenangan kapitalisme serta demokrasi liberal.
Namun, krisis keuangan global pada tahun 2008 menjungkirbalikkan deklarasi Fukuyama tersebut.
”Krisis keuangan global tahun 2008 adalah lonceng kematian bagi ideologi-ideologi yang menganggap Marx salah. Neoliberalisme beserta krisis ekonomi yang inheren padanya membuat orang berpikir orang, kini siapakah yang dianggap seorang utopis?” tulis Youssef.
Neoliberalisme selalu hadir dan mengklaim diri sebagai sistem perekonomian yang tak terkait politik. Sebaliknya, neoliberalisme selalu diklaim pembelanya sebagai sebuah hukum alam yang menjadi keniscayaan dalam sejarah manusia modern.
”Namun, beragam eksploitasi sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan multinasional di banyak negara, membuktikan hal itu tak bakal berjalan tanpa campur tangan politikus, pemerintah,” tulis Youssef.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Habib Syakur: Gosip Dito Ariotedjo-Davina Tak Boleh Tutupi Fokus Bencana Sumatra
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Temuan Awal KPK: Dana Suap Proyek Dipakai Bupati Lampung Tengah untuk Lunasi Utang Kampanye