Suara.com - Suasana akrab kembali diperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Keduanya duduk bersebelahan saat menghadiri buka bersama Pimpinan DPR RI dengan Presiden Jokowi serta Wapres Jusuf Kalla di Rumah Dinas Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Komplek Widya Chandra, Jakarta, Senin (28/5/2018).
Pada acara yang banyak dihadiri tokoh nasional itu, Fahri tampak duduk satu meja, akrab saling berbincang diselingi senyuman bersama Presiden Jokowi. Padahal selama ini, Fahri dikenal lantang dan keras menyuarakan kritikan kepada pemerintahan Jokowi.
Menanggapi hal itu, Fahri mengungkapkan, dirinya sengaja diminta oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo untuk duduk di samping Presiden Jokowi. Ia pun menggunakan kesempatan tersebut untuk mengingatkan perihal ancaman ekonomi di Indonesia saat ini.
"Pak Bambang meminta saya duduk di samping Presiden. Entah apa maksudnya, tapi saya pakai kesempatan itu untuk menyampaikan suatu yang penting. Maka ini kesempatan untuk berbicara kepada Pak Jokowi, karena saya memang pernah mengingatkan Presiden di awal pemerintahannya tentang ancaman kepada ekonomi," ungkap Fahri kepada Suara.com, Selasa (29/5/2018).
Fahri menyampaikan kepada Jokowi bahwa era pemerintahan yang dipimpin Jokowi, mewarisi satu ekonomi yang relatif baik dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun kata Fahri, pertumbuhan ekonomi di era Jokowi tiba-tiba menjadi stagnasi dan relatif melambat, jauh ketika dipimpin Presiden SBY.
Menurut dia, di zaman Pak SBY itu melompati APBN sampai dua kali. Namun tiba-tiba, sekarang terjadi stagnasi, pertumbuhan ekonomi relatif melambat dan pertumbuhan lima persen itu hanya bisa mengungkit APBN dari sekitar Rp 2.039 triliun pada awal SBY. Sekarang menjadi hanya sekitar Rp 2.240 triliun.
"Jadi, empat tahun itu kita cuma dapat Rp 2 triliun. Hampir empat tahun ini Rp 200 triliun. Sementara zaman Pak SBY itu, 10 tahun itu sekitar Rp 1.700 triliun. Itu akselerasi yang luar biasa," ujarnya lagi.
Selain itu, kepada Presiden Jokowi, Fahri juga menyampaikan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, yakni pemberantasan hukum dalam pemberantasan korupsi.
Dalam perbincangan tersebut, Presiden Jokowi, kata Fahri meminta usulan terkait hal tersebut. Ia pun menjelaskan bahwa DPR telah mengesahkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
"Konsepnya itu (UU Terorisme) bisa dipakai dalam pemberantasan korupsi," kata Fahri.
Fahri pun mengusulkan perlunya lembaga yang mengkoordinir sebagai leadership dalam pemberantasan korupsi, semacam Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Berita Terkait
-
Fahri Hamzah Pamer Foto Salaman dan Ketawa Bareng Jokowi
-
Heboh Gaji Tinggi Pejabat BPIP, PPP Yakin Megawati Tak Minta Gaji
-
Belum Ada Unsur Pidana Teman RJ di Kasus Ancaman ke Jokowi
-
Sandiaga Uno Samakan Jokowi dengan Najib Razak, Mendagri Syok
-
Megawati Dapat Rp 112 Juta per Bulan, Jokowi Cuma Rp 62 Juta
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK